Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tiga Cara agar Bisa Ketawa Bahagia Meski dalam Kesulitan

26 Desember 2020   21:57 Diperbarui: 26 Desember 2020   22:06 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Natal di tengah pandemi dan kado terbaik dari saya adalah semangat. Tidak mudah menjalaninya. Seolah ini mudah dituliskan namun tak semudah itu diterapkan.

Kenyataannya, sering kali kita menjadi putus asa kala tantangan hidup melanda. Apalagi jika melibatkan keluarga besar. Keluarga terdekat yang kita kasihi. Maka rasanya akan susah menikmati hidup.

Apakah kita bisa tetap tertawa dalam kondisi berat? Jika Indonesia mengalami pandemi maka seluruh rakyat juga terkena dampaknya. Ini bukan hal sederhana. Bagaimana bisa kita menghibur diri dan tertawa.

Indonesia butuh ketawa. Mungkin saja Anda dan saya juga butuh tertawa. Jangan sampai penat melanda dan menenggelamkan kebahagiaan kita. Ada banyak cara sederhana untuk membuat diri bahagia.

Apakah Anda ingin memberikan ide pada saya dan rekan pembaca untuk tertawa bahagia? Mungkin terpikir dengan membaca cerita humor atau menonton video humor akan menolong kita tertawa.

Bisa jadi, namun akan seberapa lama bahagia karena acara dan video humor berlangsung? Mungkin hanya sejenak. Namun setidaknya akan menolong kita mengurangi ketegangan yang ada saat itu.

Lalu bagaimana caranya agar kita bisa tetap "ketawa" dalam masa-masa sulit? Ini yang saya lakukan:

1. Penerimaan
Saya berusaha menerima kenyataan. Jika itu pahit sekalipun, saya akan berusaha menerimanya dengan lapang dada. Menganggapnya sebagai salah satu hal yang memang harus saya lalui. Berdamai dengan keadaan.

Dokpri saat rumah Ibu kebanjiran di kampung, 2020
Dokpri saat rumah Ibu kebanjiran di kampung, 2020
Contoh nyata banjir yang melanda kampung Ibu sampai dua kali berturut-turut dalam jangka waktu kurang dari 30 hari. Ketika keluarga kami harus membuang begitu banyak barang yang rusak akibat banjir. Kami berusaha menerimanya dengan ikhlas.

2. Bersyukur
Saya belajar bersyukur senantiasa dalam keadaan apapun. Bahkan ketika keadaan buruk melanda, tetap menaikan ucapan syukur dengan ketulusan pada Tuhan. Bersyukur, menolong saya memahami bahwa berkat Tuhan bukan hanya saya terima karena dalam hal-hal baik saja namun juga dalam hal-hal pahit yang datang.


3. Berdoa
Doa adalah nafas orang yang beriman. Itu hal yang saya percayai. Jika kita beriman pada Tuhan, maka berdoa itu adalah seperti nafas. Jika tidak bernafas kita tidak hidup. Jika tidak berdoa, kehidupan rohani kita juga mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun