Lagi untuk kedua kalinya
Dalam hitungan hari yang melaju dengan peluh
Meski belum genap pada angka tiga puluh
Namun apa daya jika bencana menimpa
Kembali air itu masuk tanpa permisi
Meninggi di setiap laju waktu
Siapa yang hatinya tak menjadi emosi
Bila ini terjadi pada diri yang baru lepas dari pilu
Masih teringat saat memilah barang yang harus dibuang
Melupakan apa itu kata sayang
Pada benda-benda berharga yang terkenang
Melepas dengan rela apa yang sering membayang
Belum lepas habis lelah pada diri
Menata ruangan dengan yang tersisa
Ternyata bencana hadir lagi
Membuat batin menjadi lupa rasanya derita
Ah itu seperti sudah biasa terjadi
Hanya menekan sendiri rasa pedih di nurani
Menerima kenyataan pahit yang menghimpit
Bahwa terkadang bencana datang dan pergi tanpa pamit
Pagi ini aku hanya bisa ikut menitipkan lara pada bencana yang hadir kembali di kampung halaman
..
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
15 Desember
Artikel ke 1218
Turut prihatin pada korban banjir di beberapa desa sekitar Sidareja-Cilacap
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H