Aku mendengarkan dendang resahmu
Dalam tatapan cemas rasa yang berkecamuk
Seolah ingin membuatmu mengamuk
Namun apalah gunanya berseteru
Malam sudah menuju pertengahannya
Meniti aneka gundah melanda sukma
Mata tak sanggup jua terpejam
Seolah kengerian ingin ikut menghujam
Aku tak bisa berkata-kata
Hanya ikut tenggelam bersama gulana
Yang terus menyelimuti nuranimu
Menyembunyikan senyum lembutmu dariku
Ah
Aku bisa bilang apa
Jika hatimu dilanda deraan cemas
Hanya bisa memanjatkan doa terbaikku untuk menolongmu menyeberangi segala batas
Batas resah tanpa ujung itu tak mungkin ada, kawan
Meski malam terkadang berteman sajak sunyi
Menemani hati yang sedang sepi
Namun pada masanya nanti akan terlewati dan melegakan
...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
22 November 2020
Artikel ke 1177
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H