Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mama, Sosok Inpiratif di Hidupku Sepanjang Masa

15 November 2020   12:29 Diperbarui: 15 November 2020   12:37 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu adalah sosok inspiratif dalam hidup saya, anak perempuannya. saya memanggil Ibu dengan Mama. Ibu yang selanjutnya akan saya tulis dengan Mama adalah wanita kuat dan bersahaja di mata saya, anak perempuannya. Mama adalah wanita tangguh. Tuhan mengaruniakan lima anak pada Mama dan Bapak, kedua orang tua saya.

Mama sangat ingin semua anaknya menempuh pendidikan. Memang keadaan ekonomi pada masa itu sangat sulit bagi keluarga kami. Mama tidak pernah putus asa. Mama tidak pernah menyerah mendampingi Bapak untuk membesarkan kami berlima. Mama membantu nenek dan kakek di warung makan milik keluarga.

Kegiatan sehari-sehari yang Mama lakukan adalah mengurusi segala kebutuhan keluarga. Mulai membangunkan anak-anaknya untuk bersiap ke sekolah. Menyiapakn sarapan untuk kami berlima. Mama memastikan setiap anaknya sudah sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Mama juga memberikan nasihat pada kami untuk serius belajar.

Mama membagi tugas di rumah dan setiap anaknya mendapat bagian sesuai usianya. Tugas dan tanggung jawab disesuaikan kemampuan. Sejak SD saya sudah mendapat tugas menyapu lantai warung setiap pagi. Setiap sore saya mendapat tugas mengantarkan kelapa untuk dihaluskan dengan mesin penggiling. Nantinya akan dijadikan santan. Kadang ada juga beras dihaluskan menjadi tepung. Saya wajib menungguinya sampai selesai. 

Mama mengajarkan disiplin yang luar biasa pada kami semua. Dalam hal belajar pun sama. Mama menegaskan kalau kami harus memastikan bisa menguasai pelajaran yang diberikan Bapak dan Ibu guru di sekolah. Mama tidak bisa membantu belajar anak-anak karena malam hari digunakan untuk menyelesaikan jahitan baju. Sementara Bapak kerja di luar kota, kami hanya bisa bertemu Bapak di akhir pekan dan libur nasional. 

Jika ada pelajaran yang saya tidak pahami di waktu kecil, kakak saya kadang mengajari. Namun setelah mereka dewasa, kakak-kakak saya melanjutkan sekolah di luar kota. Saya tidak mungkin meminta diajari pelajaran oleh Mama. Mama sangat sibuk dengan pekerjaan menjahit untuk menambah penghasilan keluarga. Akhirnya, saya membiasakan diri membaca buku-buku kakak saya. Saya sudah dididik berusaha mengatasi permasalahan sendiri sejak kecil. 

Mama juga mengajari kami, anak-anaknya untuk saling mengasihi dan memperhatikan. Bermain bersama dan saling menjaga sejak kecil. Mama sejak dulu juga membiasakan dirinya menabung. Sesusah apapun keadaan ekonomi rumah, selalu berusaha menyisihkan uang untuk ditabung di bank. Memang ini sepertinya hal kecil, namun sangat tertanam dalam ingatan saya. Mama mengajari kami hidup berhemat dan menyisihkan penghasilan untuk ditabung. 

Mama juga mendukung saya ketika saya memutuskan sekolah di luar kota. Mama berusaha berjuang keras membantu Bapak untuk membiayai kami hingga lulus kuliah. Bahkan Mama jugalah yang mendukung keputusan saya menjadi seorang guru untuk pertama kalinya. Selama pekerjaan itu saya sukai, Mama mendukung dengan sepenuh hati. Bekerjalah dengan rasa cinta dan jangan mudah menyerah. Demikian nasihat Mama.

Dalam berbagai pergumulan hidup saya, Mama juga yang selalu ada untuk memberi dukungan dan semangat. Memotivasi saya agar tidak goyah dalam berbagai tantangan. Mama juga yang memberi saya dorongan untuk giat menulis puisi dan artikel. mama selalu menunjukkan apresiasinya pada prestasi sekecil apapun yang berhasil saya raih. Mama selalu memberi semangat dan ucapan selamat.

Jika saya mengeluh akan kesulitan hidup, Mama pula yang mengingatkan saya untuk percaya dan berserah dalam doa pada Tuhan. Mama selalu mengingatkan saya untuk rajin beribadah pada Tuhan dalam suka dan duka, setiap waktu. Mama juga mendoakan saya senantiasa. Mama meberi teladan untuk berjuang dalam kehidupan. 

Tuhan menghadirkan Mama sebagai malaikat tak bersayap untuk saya. Mama adalah wanita tangguh dan penuh inspirasi dalam kehidupan saya sepanjang masa. Terimakasih Tuhan untuk Mama. I love you, Mama.

......

Ditulis dengan penuh cinta untuk Mama tersayang

Written by Ari Budiyanti

15 November 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun