4. Tahan mental terhadap pendapat "miring" atas tulisan saya
Ini bukan hal mudah. Saya bukan orang yang berhati kuat sehingga bisa menahan setiap pendapat miring orang lain pada tulisan saya. Pendapat miring yang saya maksud adalah semacam mengatai-ngatai tulisan saya seperti: tidak berkualitas, terlalu biasa dan lain-lain.Â
Kata-kata yang bisa menurunkan semangat menulis, saya kategorikan pendapat miring. Bisa jadi memang tulisan saya demikian, tapi jangan jadikan alasan untuk berhenti. Melaju terus dan kembali ke nomor 1, mencintai menulis.Â
Teruslah belajar untuk memperkaya diri dan memperbaiki isi tulisan. Harapan saya bisa semakin hari menginspirasi.Â
5. Mengapresiasi pencapaian tulisan sendiri
Ini yang saya lakukan pada tulisan secara pribadi, mengapresiasinya. Meski saya tidak mendapat apresiasi dari orang lain sekalipun, saya memberi ucapan selamat pada diri sendiri untuk keberhasilan saya dalam mengunggah tulisan per hari.
Jika beruntung mendapat label, saya memberi selamat pada diri sendiri. Terlebih jika masuk kategori Nilai Tertinggi dan Terpopuler di Kompasiana, saya mengabadikannya. Setidaknya itu cara saya menyemangati diri.Â
Sebagai penulis yang artikelnya jarang dapat label headline atau artikel utama, saya termasuk paling jarang dapat ucapan selamat di group-group Kompasianer. Makanya saya sering memberi selamat pada diri sendiri.
Misalnya, selamat ya hari ini sudah menulis. Selamat ya artikelku masuk NT. Selamat ya artikel masuk terpopuler kategorinya. Mungkin ini seperti hal sepele tapi berarti buat saya.
Tanpa mencoba menyemangati diri sendiri, bisa jadi saya sudah lama tidak semangat lagi dalam menulis dan artikel ke 1.111 tidak akan pernah tayang. Bagaimana menurut Anda?Â
Jangan menunggu orang lain menyemangati kita terus menerus. Jadilah penyemangat diri sendiri. Lalu semangatilah orang lain untuk juga menulis. Jadilah inspirasi bagi sesama.Â