Hari ini, Sabtu, 22-08-2020, menjadi kesempatan yang Tuhan anugerahkan untuk saya dimampukan menulis artikel ke 999. Berarti 1 artikel lagi menuju 1.000. Ini sama sekali bukan suatu kebetulan. Entah berapa kali dalam perjalanan menulis saya di Kompasiana, saya mengalami pasang surut semangat berkarya.
Tidak terhitung berapa kali saya mutung. Mutung itu seperti ngambek atau patah semangat sehingga  mau berhenti menulis. Namun, Tuhan sangat baik pada saya. Tuhan sendiri yang mengelilingi saya dengan begitu banyak sahabat yang peduli.
Sahabat-sahabat ini yang Tuhan kirimkan untuk menyemangati saya dan lanjut menulis, lagi dan lagi, hingga hari ini saya mencapai angka 999 di Kompasiana. 1 artikel lagi menuju angka cantik 1.000 artikel.
Pernah satu kali dalam beberapa bulan ini, saya patah semangat lagi. Angka artikel sudah di atas 900 dan mau berhenti menulis. Seorang teman kompasianer mengirimi saya pesan pribadi, intinya mempertanyakan, masa iya sudah 900 artikel lebih mau berhenti.
Justru harus dibuktikan, "the show must go on", lanjut saja terus menulis dan ikuti kata hati. Terbukti, banyak juga mereka yang mengapresiasi karya saya, baik kompasianer maupun pembaca yang lainnya. Teman-teman saya di media sosial juga sebagian besar memberikan dukungan pada saya secara tidak langsung untuk "keep writing", iya tetaplah menulis.
Perjalanan literasi saya di Kompasiana ternyata memang banyak warna. Syukur kepada Tuhan, saya naikkan karena atas ijin-Nya saja saya bisa mencapai angka menarik ini, 999. Sebuah pencapaian dalam perjalanan kehidupan saya.
Kompasiana yang akhinya memberi saya pengalaman pertama, tulisan saya ternyata bisa menghasilkan pendapatan bulanan. Program K-Rewards memberi saya ganjaran transferan dana melalui gopay selama lima bulan berturut-turut. Buat saya ini sungguh pengalaman menarik.
Kompasiana mengantar saya pada begitu banyak kenalan-kenalan hebat dalam penulisan. Orang-orang yang mempunyai minat sama dengan saya, menulis sebagai kegiatan literasi yang terus dikembangkan. Saya banyak belajar dari rekan-rekan penulis di Kompasiana. Terimakasih banyak atas ilmu yang dibagikan dan pembelajaran yang diberikan.
Kompasiana membuka mata saya, bahwa karya fiksi itu ada amat sangat banyak imajinasi dan penulisnya. Karya fiksi berupa novel, cerita pendek, puisi menjadi bacaan keseharian saya di Kompasiana. Ternyata, saya tidak pernah sendirian menjadi seorang pemuisi, sebutan yang saya kenal sebagai penulis puisi.
Kompasiana membuka wawasan saya, ada begitu banyak pencinta karya sastra puisi. Saya jadi semakin giat berpuisi dengan berbagai warna dalam karya tulisan saya. Saya juga banyak belajar mengenai teori-teori berpuisi yang artikelnya ada di Kompasiana.
Kompasiana pula yang akhirnya menjadi wadah untuk saya membuka hati mau membaca dan menulis kategori-kategori penulisan lainnya, yang selama ini jarang saya pikirkan atau sentuh. Gaya hidup, humaniora, hiburan, wisata, tekhnologi dan video, menjadi materi tulisan saya yang baru.
