Hari ini, tepat tanggal 23 Mei 2020, saya sudah menulis artikel sebanyak 50 artikel. Ini artikel yang saya tulis adalah artikel ke 50. Jadi selama 23 hari, saya sudah mengunggah 50 artikel. Berarti dalam satu hari, saya bisa menghasilkan setidaknya dua karya.
Ada lebih 4 artikel, itu artinya ada yang dalam 4 hari saya menulis 3 artikel. Artikelnya memang ada yang berupa puisi dan juga cerpen. Namun 50% artikel saya yang lainnya berupa artikel narasi. 23 artikel diantaranya mengikuti tema yang ditentukan oleh Kompasiana karena saya mengikuti event Samber THR.
Berawal dari kesukaan saya akan puisi, saya bergabung di Kompasiana. Stok puisi saya memang sangat banyak. 100 artikel pertama saya berupa puisi yang saya unggah selama 1 bulan, yaitu Desember 2018. Berarti saya pernah dalam 1 bulan menggunggah 100 puisi. Berarti memang puisi-puisi itu bukan puisi baru. Buat saya tidak terlalu mengherankan kalau bisa mengunggah 100 puisi dalam 1 bulan. Saya sempat takut kalau stok puisi saya habis, saya akan mengunggah apa di Kompasiana?
Saya mencoba menulis artikel narasi berupa kisah-kisah pendidikan bersama murid-murid saya. Artikel-artikel awal saya cukup singkat. 10 artikel narasi saya tidak ada satupun yang menjadi pilihan editor. Saya sempat merasa kecil hati dan ingin hanya berpuisi saja. Namun dengan dukungan beberapa teman, saya mulai menulis artikel narasi lagi.
Sebagian besar artikel saya berupa kisah yang dikemas secara narasi karena saya suka bercerita. Menulis menjadi cara saya bercerita dalam bentuk tulisan. Semua artikel saya di Kompasiana memang "easy reading".
Tahun 2019, saya sempat mengikuti event samber THR untuk pertama kalinya. Ada banyak artikel saya yang tidak menjadi pilihan editor selama event ini berlangsung. Tapi saya tetap terus menulis selama 33 hari nonstop. Tahun ini saya ikut lagi event Samber THR dan sebagian besar artikel saya masuk dalam pilihan editor. Demikian juga artikel Mistery Topic dalam 3 kali kesempatan, kesemuannya mendapat label biru dari editor.
Baiklah, label pilihan editor memang bukan selalu menjadi jaminan kualitas sebuah tulisan maupun peluang keterbacaan yang banyak. Tapi buat saya setidaknya ini menjadi acuan, bahwa tulisan saya memenuhi standar editor di Kompasiana sehingga mendapat label biru. Saya merasa ini sebagai pencapaian tersendiri. Saya juga mengamati perbandingan total tulisan saya dan berapa bagian yang mendapat label pilihan editor.
Sekarang saya sudah bisa mencapai lebih dari separuh tulisan saya di label biru. Menulis di Kompasiana membuat saya merasa lebih bisa mengalirkan ide di kepala saya saya tidak pernah menduga bahwa siring perkembangan waktu, puisi-puisi saya pun terus mengalir dan tecipta. Ide-ide artikel narasi pun mengikuti.Â
Beberapa kali saya hampir putus asa saat hendak menuliskan tema-tema yang ditentukan dalam event Samber THR 2020. Namun ketika jemari saya sudah mulai beradu dengan tuts keyboard HP atau laptop saya, ide-ide bermunculan sendiri. Kalimat demi kalimat mengalir menjadi paragraph dan akhirnya jadilah sebuah artikel.
Kuncinya jangan menyerah, jangan berhenti. Berusaha terlebih dulu bahkan ketika rasanya seperti buntu ide. Selain itu bulan Mei ini juga ternyata saya bisa menulis 50 artikel selama 23 hari. Senang rasanya. Ternyata kemampuan menulis saya ini semakin terasah ketika saya terus melakukannya secara rutin setiap hari. Konsistensi dan disiplin diri dalam menulis memang perlu diterapkan. Tanpa itu semuanya, saya tidak bisa mendapatkan pencapaian ini.
Syukur kepada Tuhan yang sudah memberi saya kemampuan menulis sekaligus memberi saya kemauan untuk terus mengasah diri, mengembangkan kemampuan yang sudah Tuhan berikan pada saya. Bagaimana dengan Anda? Apakah kemampuan menulis Anda juga terus berkembang dan terasah menjadi lebih baik? Semoga ya.