Percuma juga aku membahasnya denganmu
Atau memperbincangkan dengan bahasa sehalus apapun
Saat rasa tak sukamu telah membara memenuhi dada
Lalu menjadi cabikan-cabikan kepahitan
Itulah nyatanya bahwa apapun kataku takkan kau terima dengan sebenar-benarnya
Karena pikirmu terlanjur terselubungi kebencian
Aku kini memilih diam dalam untaian doa tak terkatakan
Karena bila perkataanku tak lagi mempan
Merubah hati yang keras membatu
Mungkin doa-doaku didengarkan Sang Maha Kuasa
Yang mampu mengubahkan hati
Namun itupun jika dipandang baik oleh Sang Penopang semesta
Aku tahu bagiku kini
Berkeluh kesah sungguh tak perlu
Mengumbar kesal padamu pun sia-sia
Hanya akan merenggangkan jarak di antara kita
Aku tak ingin merusak yang sudah terjalin
Aku tak mau menghancurkannya
Meski mungkin engkau ingin dan mengarah ke sana
Namun tidak padaku
Jika itu bergantung padaku
Aku hanya ingin jalan pendamaian
...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
23 April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H