Senyap sudah sekelilingku kala ini
Saat kulihat gemerlap bintang di angkasa tinggi tanpa suara
Pendar bulan hanya suram tak nampak semua
Ketika perjalanan awan mendung menyelimuti keberadaan para penghuni angkasa malam
Ada banyak getar takut dan was-was tersebarkan di satu masa
Saat semua penghuni di bawah angkasa merasa cemas
Atas sebuah wabah penyakit baru karena hadirnya virus terkenal itu
Mendunia dalam sekejap namanya memberi gentar pada banyak nyawa
Kulukiskan sejenak kisah ini pada malam meski tanpa hadirmu
Segala gundah gulana dari seruan dan jeritan banyak suara mengangkasa
Ratap dan doa agar terhindar dari mara bahaya penyakit yang disebarkan virus ternama itu
Dalam gelapmu hai petang setelah lewati senja hingga hitam menguasai langit
Dalam rangkaian tawa yang tergantikan desas-desus dan bisik-bisik kekuatiran
Dalam segala suasana hati yang ramai dengan aneka isunya
Dalam saat ini aku sungguh merindu hadirmu di sisiku menemani
Kita menikmati malam meski tanpa bintang
Kita menyapa rembulan yang bersembunyi di balik mendung awan
Kita menikmati sunyi malam tanpa gejolak ketakutan melanda sukma
Sungguh hanya bisa kulukiskan malam tanpa hadirmu
Meski aku sungguh rindu
...
Written by Ari Budiyanti
3 Maret 2020
#PuisiHatiAriBudiyanti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H