Pengalaman Menang Event di Kompasiana, Ternyata Terasa Menyenangkan dan Menambah Semangat Menulis

Pagi ini saya mendapatkan paket buku kiriman Kompasianer Ikrom Zain sebagai hadiah karena memenangkan event yang Beliau adakan. Dalam rangka memperingati 7 tahun berkompasiana, Pak Ikrom mengadakan event menulis kisah nyata tentang pengalaman kita naik kereta api. Tentu saja ini membuat kisah-kisah memori saya di kereta api bermunculan. 

Sebagai seorang pengguna kereta api yang setia di masa lalu, kumpulan kisah menarik tentang seputar kereta api tentu saja sangat banyak. Sebelumnya tak pernah terpikir oleh saya untuk membuat tulisan dengan tema tersebut. Syukur kepada Tuhan karena event inilah, saya bisa menulis sekitar 5 artikel untuk diikutkan dalam penjurian. 

Tidak menyangka dan tidak menduga, salah satu artikel saya ternyata menjadi pilihan juri sebagai pemenang ketiga. Adih senangnya. Ini pertama kalinya saya bisa menang dalam sebuah event tulis menulis di Kompasiana.

Dokumen Pribadi

Puluhan event di Kompasiana telah saya ikuti selama 1 tahun terakhir. Baik event yang diadakan oleh Kompasiana maupun oleh rekan Kompasianer. Semua event tersebut memberikan pelajaran menarik untuk semangat menulis dengan aneka tema. Namun sayangnya saya tak pernah satu kalipun menang perlombaan dalam event-event di Kompasiana ini. 

Meski demikian saya masih lanjut terus ikut event-event baru yang diadakan. Seperti bulan Februari 2020 lalu, saya ikut 3 event yang diadakan Kompasianer. Event semarkutiga tentang berbagi trik unik dan menarik. Event Cerita Tentang Hujan yang diadakan Fiksiana Community. Dan Event 7 tahun ngompasiana yang diadakan Kompasianer Ikrom Zain. 

Setiap pebgumuman hasil lomba menulis selalu saya nantikan. Dua event sebelumnya, saya belum berhasil menang. Baru event ketiga diumukan, saya masuk pemenang ketiga. Wah saya senang sekali. Kuncinya adalah: Jangan berhenti berusaha.

Artikel karya saya yang menang event 7 tahun Ngompasiana. Dokumen pribadi

Perasaan senang lainnya adalah ketika mendapatkan hadiah berupa buku berjudul Just A Rail Trip karya Ikrom Zain. Saya membawanya ke kelas dan siswa-siswa saya minta agar hadiah dibuka di kelas. Mereka sangat penasaran dengan hadiah yang saya dapatkan dari lomba menulis. Lumayan juga, bulan ini saya tidak perlu keluar uang untuk belanja buku bulanan. Kan sudah dapat buku baru dan gratis pula. Syukur kepada Tuhan.

Hadiah buku Just A Rail Trip. Dokumen pribadi

Waktu saya berulangkali mengalami kekalahan dalam aneka event menulis yang saya ikuti di Kompasiana, saya merasa sedih. Namum saya berhasil menjadikan tulisan dari pengalaman kalah yang berulang kali ini. Nah sebagai penyeimbang, saat saya akhirnya menang di salah satu event menulis, harus dituliskan pula pencapaian ini. 

Jangan pernah meremehkan kemampuan Anda sendiri. Pada saatnya jika itu memang rejeki kita, maka tulisan-tulisan kita akan mendapatkan penghargaan yang sepantasnya. Seandainya pun tidak mencapai titik itu sampai akhir perjuangan menulis, setidaknya karya-karya kita sudah memberi manfaat bagi dunia literasi dan bagi para pembacanya. Jadi, jangan pernah menyerah. Tetaplah menulis.

Terimakasih untuk hadiahnya. Dokumen pribadi

Nah, pertanyaannya untuk saya sendiri, kalau sudah menang begini, apakah lalu cukup sudah perjalanan menulis saya? Puaskah saya dan berhenti belajar? Tentu tidak. 

Saya akan berusaha untuk terus konsisten menulis dengan segala kemampuan saya dan keterbatasan saya. Menang lomba bukan akhir dari sebuah perjuangan. Namun penyemangat baru untuk semakin giat menulis ke depannya. Jadi, ayo menulis lagi. 

Saya juga sedang ikut event lain yang diadakan Kompasiana, Sambung Menyambung Menjadi Konten. Event estafet beregu dengan dua kompasianer lainnya. Doakan kami bisa menang juga ya. Terimakasih banyak. 

Salam hangat untuk Anda sekalian para pembaca budiman. Terimakasih karena setia membaca karya saya. Tanpa Anda-Anda yang membaca karya saya, tentunya karya-karya saya jadi tidak maksimal dalam kegunaannya. 

Semoga kita semua senantiasa sehat dan bahagia. Salam Literasi

..

Written by Ari Budiyanti

4 Maret 2020

Sebuah Refleksi Pengalaman menang lomba menulis