Siang ini saya mendapati pesan melalui whatsapp dari kakak saya di kampung halaman. Curah hujan yang tinggi dan merata membuat kampung tempat saya dilahirkan tak luput dari bencana banjir.Â
Banjir hampir merata di kawasan kampung kami. Sedih, pasti iya. Halaman rumah Ibu pun mulai tergenang air. Berharap tidak ada hujan lebat lagi sehingga banjir tidak bertambah besar. Doakan ya. Terimakasih.
Salah satu upaya desa tempat kami tinggal adalah dengan mengadakan proyek pelebaran area saluran air. Got pasar itu memang mengalir di tepian rumah Ibu saya. Karena rumah Ibu berdampingan dengan pasar. Maka, dengan segala kesedihan melanda hati, kami merelakan koleksi tanaman kami dibongkar total.Â
Area hijau di depan rumah Ibu bagian samping yang berbatasan dengan tembok pasar pun dibongkar. Karena ini program desa, ya kami dukung. Meskipun kami harus melihat kenyataan betapa menjadi porak poranda halaman rumah Ibu.Â
Bahkan koleksi tanaman kami yang tidak sedikit pun kini hanya tinggal kenangan. Sayang sekali saya tidak menyimpan bibit-bibit tanaman ini. Tidak ada yang terselamatkan.Â
Pohon palem, Kemuning, wali songo, kaktus, sansivera, spider lily, kamboja jepang, bambu cina, jarak bali, bougenvile, bunga pukul empat, bahkan pohon mangga besar kami pun tiada bekasnya lagi. Semua rata dengan tanah.
Harapan kami, tanaman-tanaman yang di dalam pot masih bisa terselamatkan, diantaranya beberapa jenis bunga kamboja jepang. Kami masih belum bisa memastikan karena masih di luar kota.Â
Ibu saya ikhlas. Kalau memang bukan rejeki kami memiliki semua tanaman itu lagi, ya apa boleh buat. "Bukankah kita masih bisa menanam lagi semuanya itu, Ari?", Ibu mencoba menenangkan diri sendiri dan saya.
Karena tidak ada orang di rumah, maka kami tak bisa menyelamatkan keberadaan koleksi tanaman hias kami yang berada di area samping dekat pasar. Tapi bagaimanapin, kami mendukung program desa. Program pemerintah demi kemajuan desa tercinta, kampung halaman.Â
Kami juga berharap agar banjir yang menimpa kampung kami segera surut. Semoga curah hujan tidak tinggi lagi. Semoga rumah kami pun aman dari bencana banjir. Peristiwa banjir memang memberi trauma tersendiri bagi saya pribadi.
....