Saling Baca Tulisan di Kompasiana, Ternyata Kami Teman SMA

Hari Sabtu lalu saya dikejutkan dengan pencapaian baru di Kompasiana awal tahun 2020. Salah satu artikel saya dilabel artikel utama. Ini kejutan manis karena bersamaan dengan bulan ulang tahun saya. Menurut tulisan saya sebelumnya, ada 7 pencapaian yang saya langsung rasakan dari satu artikel saja. Namun ternyata setelah tulisan saya jadi, saya mendapatkan kejutan lainnya. 

Inspirasi menulis artikel karena diapresiasi Kompasiana. Dokumen pribadi

Akun medsos instagram Kompasiana ternyata juga membagikan tulisan saya yang dirangkum menjadi semacam quote bersambung. Jadi 1 artikel mencapai 8 pencapaian totalnya ya. Anda bisa buka link instagramnya di sini: 

Langsung saya bagikan link ini di media sosial saya. Selain itu saya buat tangkapan layar HP / screenshot lalu saya bagikan ke beberapa teman saya yang peduli literasi anak. 

Sekalian saya ijin pada Kompasiana untuk saya posting di artikel ini ya. Terimakasih banyak telah membuat gambar-gambar bagus berisi tulisan saya.

Tangkapan layar dari Instagram Kompasiana. Dokumen pribadi

Ini bagian judul sebagai pembuka. 

Tangkapan layar dari Instagram Kompasiana. Dokumen pribadi

Dua cara pertama pendekatan sederhana literasi pada anak-anak.

Tangkapan layar dari Instagram Kompasiana. Dokumen pribadi

Cara pendekatan sederhana ke 3 dan 4 literasi pada anak-anak. 

Tangkapan layar dari Instagram Kompasiana. Dokumen pribadi

Cara ke 5 yang saya bagikan dalam artikel tentang pendekatan literasi pada anak-anak. 

Kompasiana baik sekali sudah membuatnya mudah dibaca dan diingat. Selain itu juga mudah dibagikan. Dengan 5 cara sederhana ini semoga bisa menolong para pembaca untuk giat mengembangkan literasi pada anak-anak. 

Lalu saat saya otak-atik HP saya, saya juga mendapatkan hal baru lainnya. 

Tangkapan layar di Kompasiana. Dokumen pribadi

Seru juga kalau artikel masuk di bagian paling atas kategori sosial budaya yang bisa bergerak ini. Ternyata namanya flash banner ya. Saya diberitahu mbak Leya, salah satu Kompasianer panutan saya. 

Ini merupakan pencapaian menarik buat saya. Secara saya selalu buka Kompasiana lewat smartphone saja. Tidak pernah buka menggunakan laptop atau komputer. Sepertinya hanya waktu saya mau verifikasi data saja saya membuka Kompasiana dengan laptop. 

Lebih seru lagi, kejutan lainnya adalah ketika saya mendapat pesan masuk melalui Whatsapp dari salah satu Kompasianer. Kami dipertemukan dalam group WA Kompasianer penulis artikel fiksiana. 

Saat masih berada dalam satu group, kami memang saling mengobrol dan saling bagikan link artikel tulisan kami yang sebagian besar karya fiksiana. Baik puisi maupun cerpen. Tapi ada kalanya tulisan-tulisan lain pun kami bagikan linknya.

Kompasiner tersebut adalah mbak Niek. Yang nama akun Kompasiananya adalah Ummu El Hakim. Ini dia link nya:  Ummu El Hakim. Beberapa bulan kami saling membaca artikel masing-masing. Kami saling menyapa memberi komentar dan vote tapi masih juga sama-sama tidak ingat. 

Baru setelah mbak Niek buka akun facebooknya, ketahuanlah kalau kami satu almamater waktu SMA. Sesama lulusan SMA N 1 Purwokerto. Ternyata ya teman kompasianer ini adalah teman SMA saya. Ruang kelas kami saling bersebelahan. 

Ruang kelas 1 SMA N 1 Purwokerto. Dokumen pribadi. Kiriman teman SMA

Saya tidak terlalu banyak ingat kenangan masa SMA saya. Karena saya termasuk anak yang kurang bergaul di masa SMA . Kebanyakan duduk manis di kelas saat jam istirahat. Hanya keluar saat lapar melanda. Baik ke koperasi maupun ke kantin. Banyak kenangan manis diceritakan oleh mbak Niek. Namun banyak juga yang saya tak ingat.

Meski demikian ada ingatan yang sama tentang warung bakso di kantin yang menjadi langganan kami makan setelah olahraga berenang. Kolam renang sangat jauh dari SMA kami. Kami sering kelaparan setelah olahraga renang ini. Dan kantin bakso inilah jadi tempat yang dituju. Jadi ingat. 

Selain kenangan tentang kantin bakso, kami juga sama-sama ingat masa-masa jadi mengikuti kegiatan Pramuka. Saat kami harus mengikuti kemah. Mbak Niek ternyata suka dengan kegiatan Pramuka dan meneruskannya sebagai kegiatan ekstrakurikuler berikutnya. Kalau saya ikut hanya karena diwajibkan saja oleh sekolah. Saya tidak terlalu tertarik kegiatan yang banyak gerak dan aktif. 

Tidak menyangka dalam hitungan 20 tahunan kemudian, Kompasiana telah menjadi tempat kami berdua saling bertemu dalam tulisan. Sampai akhirnya kami mendapati bahwa kami berdua satu almamater waktu SMA. Tak menyangka dan tak mengira. 

Kompasiana terimakasih ya. Setidaknya saya jadi bisa dipertemukan dengan teman satu SMA yang suka menulis juga. Hobi kami sama rupanya, menulis. Artikel-artikel mbak Niek ini bagus-bagus pula. Ada 13 artikel yang menjadi artikel utama. Dua kali lipat lebih dari total artikel utama karya saya yang sudah 6. 

Senang juga rasanya bisa terhubung dengan teman lama. Mungkin masih ada kompasianer lain yang sealumni dengan saya dari SMA N 1 Purwokerto? Bisa Anda respon di bagian komentar ya. 

Teman-teman SMA saya satu kelas ini juga masih sering saling kontak. Silaturahmi masih terus terjalin dengan baik. Saya masih ingat beberapa waktu lalu, saat saya menulis artikel tentang aneka makanan untuk sahur dan berbuka puasa, teman-teman SMA banyak yang membantu.

Kami memang berbeda keyakinan, namun perbedaan itu tetap menjadi hal yang saling kami hargai. Tidak memecahkan persahabatan kami. Bahkan kami masih saling memberi informasi yang aktual jika ada hal-hal lain yang dibutuhkan teman kami. Kami saling bertanya dan menjawab. 

Lebih senang lagi, teman-teman SMA saya ini juga sering baca-baca artikel saya. Pernah satu kali seorang teman membagikan link karya saya di groyp dan memberi apresiasi. Benar-benar memberi semangat untuk terus berkarya. 

Beberapa waktu lalu ada reuni 20 tahun SMA N 1 Purwokerto. Sayang sekali baik saya dan mbak Niek tidak bisa hadir. Ada video yang dikirimkan teman di youtube. Beberapa alumni yang tidak bisa datang. Bisa lihat di sini: 
Bahkan acara tersebut sempat diliput dan ditulis di Radar Banyumas.

Berjumpa-lagi-setelah-20-tahun

Keseruan-keseruan selama reuni ini hanya dapat saya ikuti melalui group WA alumni SMA N 1 Purwokerto. Semoga di lain kesempatan saya bisa bertemu dengan mbak Niek tidak dalam bentuk saling baca tulisan saja. Tapi bisa bertemu dan bercerita bersama. 

Ada yang mengatakan bahwa masa-masa SMA biasanya adalah masa-masa terindah. Apakah Anda setuju? 

Bila kita punya banyak teman baru, janganlah teman lama dilupakan. Karena tidak mudah mempertahankan persahabatan dengan teman yang sudah terjalin bertahun-tahun, bahkan sampai puluhan tahun. 

Selamat hari Minggu semuanya. 

...

Written by Ari Budiyanti

19 Januari 2020