Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Hampamu Akan Berlalu

17 Januari 2020   22:57 Diperbarui: 17 Januari 2020   23:21 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunga matahari. Photo by Ari

Ku tak memuja senja, dia milik semua
Ku tak menanti malam, gelap tak ku suka
Ku tak menyambut pagi, karna dinginnya
Ku tak mendamba siang, terik menyiksa

Lalu mengapa kujalani setiap masa
Saat perguliran waktu menyapa
Meski tak mengidola di setiap waktunya
Karena kehidupanku masih bersama

Tak bisa ku menolak pagi
Tak sanggup ku tentang siang
Tak pula ku musuhi senja
Tak kuasa menghindari malam

Putaran waktuku masih mengiringi
Detak jantungku masih menetap
Aliran darahku masih setia
Deru nafasku pun masih ada

Lalu bagaimana kujalani hidup
Bila dalam hampa rasa tak bertuan
Semua terjalani bagai angin bertiup
Tak kunjung menyatu pemilik perasaan

Meski bumi putarannya terhenti
Atau mentari melupakan waktu terbit
Bila bintang tak bersanding rembulan
Dan lautan tak lagi menuju pantai

Tetap tak bisa kujawab sebuah tanya
Tentang asa, rasa dan daya yang tercipta
Saat semua yakin pada masanya
Aku terkurung dalam timbunan hampa

Waktu akan membuktikan keberadaan
Kisah yang fana di dunia sementara
Adakah tertinggal jejak makna kehidupan
Ataukah hanya kesia-siaan meraja

Pilih arah hidupmu, tentukan sekarang
Agar tak menyesal di waktu mendatang
Goresanku ini hanyalah perenungan
Nyata kehidupan terkadang tanpa teman

Bila itu sedang menimpamu
Ingatlah segera Pribadi Pencipta
Keberadaanmu sangat berharga
Bagi Dia yang mendesain indah dunia

Iya, kau dikasihi Tuhanmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun