Di pelupuk mata telah menumpuk
Buliran bening nan basah dan syahdu
Apakah itu sisa deras hujan pagi tadi
Tak bisa menyimpan sendiri alirannya
Bukan sisa rintik hujan di sendu tatapan
Namun itu lukisan batin yang tersesak
Berbagai rasa berpadu dalam getir jiwa
Menusuk batin yang menggelora sesak
Bila masih ada nafas menghembus
Pun ada detak jantung mengirama
Tetap batin bisa menggugah nurani
Meski berteman butiran air mata
Menjaga dengan sepenuh hati
Segala perjuangan melawan dera
Yang terus menimpa setiap hari
Seolah tanpa jeda membayangi
Hingga senja tiba dalam dekapan dingin
Pun angkasa mengiringi dengan pekat
Seolah cuaca di atas sana ingin senada
Mencurah deras hujan bersama air mata
Ingin kutahan senja agar tak tiba
Supaya air mata ini tak pula tumpah
Ingin kutiup awan gelap agar tersingkap
Sehingga mentari menyinari bumi
Namun apa dayaku tak kuasa
Semua kuat itu telah miliknya
Aku hanya bisa mengurai senja
Berteman air mata dari tepian lara
Ah Senja, mengapa hadirmu
Telah sengaja mengurai air mata
Yang tak bisa kutahan lagi semua
Bersama derasnya air hujan menyapa
 ...
Written by Ari Budiyanti
13 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H