Lagi dan lagi merintik langit angkasa
Menutupi semua ceria di awal tahun
Mendung sepanjang hari kah di sana
Sama seperti rindu yang menahun
Titik hujan semakin menderas
Hanya menebar beku dinginnya
Kau tahu pedih itu sungguh selaras
Dengan timbunan sakit hati di dada
Lalu mengapa amarah begitu menguasai
Begitu saja melupa ikatan yang kuat
Di antara kasih umat manusia sendiri
Hanya karena luapan emosi mengikat
Tak perlu lagi bersembunyi di balik hujan
Meski air mata bagai terjun bebas
Jangan kau menyembunyikan kepahitan
Bersama sgala rasa dendam mengimbas
Tak mudah pun tak bisa ringan
Saat membara batin segala insan
Oleh beratnya semua pergulatan
Yang tak kunjung nampak akhir cobaan
Kau tikamkan lagi segala amarah
Pada dia yang sesungguhnya mencinta
Meski rasa yang tak kunjung berarah
Tak bisa menghentikan dia yang setia
Karena kasih sejati makin teruji
Saat pergolakan perseteruan terjadi
Membuktikan pada sejatinya diri
Siapakah sang pencinta sejati
...
Written by Ari Budiyanti
3 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H