Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.888 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 17-07-2024 dengan 2.280 highlight, 17 headline, dan 109.421 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pemuisi dan Pemusik itu Bertemu di Taman Bunga

11 Oktober 2019   19:48 Diperbarui: 3 Oktober 2021   01:48 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunga Aster. Photo by Ari

"Pak Rian, laporan mengenai kinerja para staf di divisi Anda harus selesai besok pagi. Ini perintah atasan. Maaf mendadak memberitahu. Besok Beliau akan datang langsung dari Singapura." Kata bu Rinita pagi tadi saat aku tiba di kantor. 

Saya menatap tidak percaya. Laporan yang awalnya bisa selesai Minggu depan mana mungkin dikerjakan dalam sehari. Memang sudah sebagian kukerjakan. Tapi kalau harus dikebut satu hari, apakah akan maksimal hasilnya? 

"Anda serius bu Rinita? Ibu sendiri tahu itu tidak mungkin diselesaikan dalam 1 hari. Perlu 1 Minggu menyelesaikan laporan yang tersisa. " kataku dengan nada tak percaya dan penuh protes.

"Saya tahu pak Rian. Mohon bantuannya. Dikerjakan semaksimalnya saja pak. Semoga bisa selesai ya. Saya permisi" 

Bu Rinita meletakkan berkas-berkas pekerjaan itu di mejaku dan berlalu dengan cepat keluar ruangan. 

Astaga, apakah akan ada lembur malam ini? Kataku dalam hati. Segera kutelepon staf dalam tim kerjaku. Kami langsung rapat mendadak untuk menyelesaikan tugas tersebut. Terdengar beberapa gerutuan dari staf lama. Dan sebagian mulai menawar untuk perpanjangan waktu. 

Sebagai ketua tim, tak bolehlah aku menunjukkan ketidakmampuan dan keresahanku di depan mereka. Aku menyemangati mereka semua. Dan memberi mereka batas mengerjakan tugas tersebut sampai maksimal jam kerja berakhir. Apapun hasilnya agar dilaporkan segera padaku. 

Aku memang tidak suka memberi tugas lembur pada rekan-rekan kerjaku dalam tim. Hanya sampai batas maksimal jam kerja di sore hari. Biasanya sisanya kuselesaikan sendiri di kantor. Kalau sampai terpaksa lembur, paling juga sampai pukul 7 malam. Tak pernah mau lebih dari itu untuk aku pulang.

Ada sedikit bangga di hatiku ketika melihat tak ada sedikit pun tanda-tanda keluhan atau gerutuan dari Sekar yang masuk dalam tim kerjaku ini. Ada kagum menelusup hatiku dengan sikapnya yang tenang. 

Seusai rapat dadakan tersebut, Sekar mendatangiku. "Pak Rian, kalau saya mengalami kesulitan mengerjakan laporan-laporan ini, apakah saya boleh langsung ke ruangan pak Rian untuk bertanya?" Tanyanya polos membuatku ingin tertawa, namun kutahan.

"Tentu saja boleh. Kerjakan yang terbaik ya" sebagai ketua tim kata-kata penyemangat macam itu harus sering terucap. Sekar tersenyum cerah dan segera pamit dengan sopan kembali ke ruangannya dan mengerjakan tugas barunya yang boleh dikata sangat banyak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun