Pagi itu begitu sepi
Di langit bergelayut sunyi
Kelabu awan mengiringi
Ada rintik kecil menghiasi
Lalu suasana hening membayangi
Hati yang mendadak mencekam
Melihat pemandangan nurani
Membuat aman itu terbenam
Takut kurasai melihat gemuruh
Saat bus itu sejenak melewati
Pagar kawat berduri berdiri teguh
Melingkari untuk persiapan melindungi
Di sudut sana ada gegap suara terpadu
Tak terdengar jernih dari tempatku
Di dalam sesaknya bus kota ku melaju
Meninggalkan batin yang mencekam pilu
Entah mengapa ada cekam melanda hati
Seolah takut membayangi langkah kaki
Karena apakah ini semua terjadi
Di negeri tempat yang aku sayangi
Janganlah cekam melanda menggelora
Janganlah takut merambah sukma
Janganlah gundah menghentikan langkah
Janganlah berhenti harapan meruah
...
Sebuah rasa hati yang tercekam
Written by Ari Budiyanti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H