"Awas!!!"
Dodi menarik keras tangan adiknya sehingga seluruh badan Ratri mundur ke belakang, urung menyeberang jalan. Dan dalam hitungan detik, sepeda motor melintas kencang di hadapan Ratri. Iya, nyaris.Â
Ratri terkejut, kaget luar biasa. Sungguh tak sadar saat kaki menjejak jalan raya hendak menyeberang ke sekolah, dia tak melihat kanan kiri, langsung jalan.Â
Untung ada kakaknya, Dodi yang memgawasinya.Â
"Kau ini bagaimana sih, ini di jalan raya, fokuslah kalau berjalan. Mas Dodi kan ga bisa mengawasimu terus, Ratri!"
Ratri menatap kakaknya "Maaf mas Dodi, Ratri melamun" kata Ratri menyesal.
"Emang melamun apa? Kau ini...." tak sampai hati Dodi melanjutkan kata-katanya. Ini di jalan raya, dia sudah lihat gelagat Ratri yang hampir banjir air mata.Â
(Ah tuhkan mau nangis lagi, anak ini cengeng amat sih) pikir Dodi kesal.
"Sini" Dodi menggandeng tangan adiknya, lalu menyeberang bersama. Tumben sekali pagi ini pak satpam tidak terlihat di depan sekolah. Biasanya kan adq pak satpam yang siap menyeberangkan anak-anak sekolah.Â
Ratri berjalan di belakang Dodi, "Mas Dodi, terimakasih" bisik Ratri lirih.Â
"Iya, lain kali tak boleh melamun saat jalan"