Berbatasan dengan malam slalu hadirmu
Bertatapan dengan pekat slalu sapamu
Berbalas-balasan dengan remang kamu
Seolah itu menjadi takdirmu
Saat semua mahluk memilih meneduh
Dari segala ramainya riuh
Mencekam lalu menghantar pergimu
Pun menghening lalu merelakan lajumu
Seolah tepikan segala sendunya rindu
Selalu begitu dan lagi berulang
Dalam dekapan dingin tulang belulang
Yang tersapu angin kering menjulang
Namun bila lanjutkan cerahmu kemudian
Berteman sinar hangat sang rembulan
Dan bintang-bintang riang bernyanyian
Menjadi hilang sendu karna pergimu
Menjadi girang hati karna pamitmu
Menjadi gemilang wajah penantimu
Tak usah tanya kau layangkan
Tentang apakah sedang kutuliskan
Hanyalah kisah dalam senja lamunan
Bahwa terkadang senja pergi
Meninggalkan pekat sepi
Atau sebaliknya bahagia yang ramai
Itulah senja dalam anganku
Yang selalu pergi saat sama waktu
Dan selalu berbatasan dengan malamku
Written by Ari Budiyanti
17 Juni 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H