Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rekor Baru Tulisan Saya di Kompasiana

3 Mei 2019   22:30 Diperbarui: 3 Mei 2019   23:00 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya ada 8 yang sempat tertangkap HP saya dan saya screenshot lalu posting di instagram saya. Aih, lebay ya?  Mungkin menurut pendapat Anda. Tak apalah, itu cara saya mendokumentasikan pencapaian tulisan saya di kompasiana.

Dokumen pribadi. Pernah salah satu tulisan saya di NT paling atas. Rasanya gimana gitu.
Dokumen pribadi. Pernah salah satu tulisan saya di NT paling atas. Rasanya gimana gitu.
Bahkan di April ini saya juga dikejutkan oleh satu notifikasi bahwa satu puisi saya mendadak banyak yang beri vote. Lalu saya cek, ternyata jadi Artikel Utama atau bahasa kerennya Headline. Judul puisi pertama saya yang jadi Headline adalah "Mematahkan Hening". 

Kisah dibalik puisi ini adalah ketika saya bertahan dari mendengar lisan yang cukup melukai perasaan saya, meski tidak ada maksud dari orang yang menyampaikannya, dan malah menolong saya merenungi pentingnya menjaga lisan dalam menyampaikan maksud saya pada seseorang, meski sudah sangat dekat relasinya. 

Puisi pertama saya yang terpilih jadi Artikel Utama. Dokumen pribadi
Puisi pertama saya yang terpilih jadi Artikel Utama. Dokumen pribadi
Begitulah kisah saya di bulan April ceria ini. Dengan sekitar 8 tulisam masuk nilai tertinggi, ditambah 1 tulisan jadi artikel utama dan malam ini sedang saya buka-buka akun instagram, saya mendapati satu judul artikel yang dishare oleh kompasiana di instastory-nya. Saya tak asing dengan judul itu. Itu tulisan saya. Judulnya, "Keseruan Menulis di Kompasiana berawal dari Kegemaran Membaca Buku" yang saya jadikan photo ilustrasi utama tulisan saya di atas. Lengkap deh senangnya saya. Tepat hari ini 3 Mei 2019. 

Mungkin anda bertanya-tanya mengapa saya seheboh itu mengabadikan pencapaian saya menulis di Kompasiana. Ini salah satu cara saya menyemangati diri untuk terus menulis. Jujur, beberapa waktu lalu saya pernah sempat ingin berhenti menulis di Kompasiana. Saya bahkan sempat berpamitan dalam satu puisi saya.

Karena satu dan lain hal yang tidak bisa saya ceritakan di artikel ini. Namun saya terharu dengan komentar para kompasianer yang memberi semangat untuk lanjut menulis. Bahkan sampai ditunggu-tunggu. Ada yang memberi semangat sampai begitu. Pasti kita merasa senang dan diperhatikan, seperti disambut dalam suatu keluarga para penulis, kompasianer di sini. Saya sungguh ucapkan terimakasih pada para Kompasianer yang mendukung saya waktu itu. 

Saya hanya bisa berhenti menulis sekitar 2 mingguan. Setelah itu saya tidak kuat menahan ide-ide di kepala saya yang ingin keluar menjadi tulisan. Baik narasi sederhana maupun puisi. Jadi singkat cerita, saya menulis lagi. Bahkan akhir-akhir ini saya ingin terus menulis. Bila Anda perhatikan, satu hari saya bisa posting 2 sampai 3 tulisan. Kadang bisa 4 seperti hari ini. 

Bagitulah kisah singkat saya berkaitan dengan rasa cinta saya pada menulis dan Kompasiana menjadi slaah satu tempat saya mencurahkan tulisan-tulisan saya. Terimakash Kompasiana.

Tulisan saya yang diposting di instastory kompasiana. Dokumen pribadi
Tulisan saya yang diposting di instastory kompasiana. Dokumen pribadi
Baiklah. Sekian dulu kisah saya malam ini ya. Hari ini, tulisan ini menjadi yang ke 4 saya postingkan di Kompasiana. 

Jadi seandainya pun Tuhan panggil saya cepat berpulang padaNya, setidaknya sudah ada 2 warisan yang bisa saya tinggalkan. Yang pertama adalah koleksi buku saya, dan kedua adalah koleksi tulisan saya yang sebagian besar ada di Kompasiana.

..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun