Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.888 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 17-07-2024 dengan 2.280 highlight, 17 headline, dan 109.421 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Mematahkan Hening

5 April 2019   22:27 Diperbarui: 6 April 2019   18:30 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kunci. Photo by Ari

Sepi yang mana menantangku
Gelap yang mana menghantuiku 

Saat gegap malam menghalangiku
Pun desau ribut angin mengacaukanku 

Mendung kemelut menutup angkasa
Dalam redupnya rembulan malam 

Bintang enggan menampakan senyuman 
Terlebih suka bersembunyi dibalik mega  

Lalu aku menghambur pada sepi 
Yang semakin sunyi di kala hati nyeri 

Oleh sakit karena apa telah terjadi 
Oleh lisan tajam bagai tusukan duri 

Masih bisa menyelamatkan diri 
Karena dekapan kasih sahabat sejati 

Jangan biarkan lisanmu menyakiti 
Suatu hati yang tak terobati 

Bagikan kasih dalam tebaran sayang 
Pun bahasamu yang menyejukkan 

Meski kadang kiramu kau mau
Menyembuhkan yang terlanjur luka

Berhentilah menambah derita
Beralihlah memberi cinta

Karena banyak jiwa merana
Hanya oleh kata-kata
..

Written by Ari Budiyanti
5 April 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun