Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.888 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 17-07-2024 dengan 2.280 highlight, 17 headline, dan 109.421 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Mekarmu Tiada

3 April 2019   22:23 Diperbarui: 3 April 2019   23:04 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senang ..
Iya .. sempat terbersit
Melihat kuncupmu mulai muncul

Harapan
Ada .. akan melihat mekarmu
Di suatu ketika

Kenyataan
Kudapati kutu putih menyerangmu
Kubersihkan sebisaku
Menyelamatkanmu, usahaku

Akhirnya
Kuncupmu melayu saja
Lalu tangkai kuncupmu mengering pula
Mekarmu pun tiada

Sedih
Benar kini kurasa itu
Harapan tak terkabulkan
Usaha tak menghasilkan
Kuncup bungamu lalu berguguran

Bunga sedap malamku
Kau tak mau memberikan mekarmu padaku
Meski aku menanti segenap hati

Doa
Semoga di suatu saat nanti
Kau mau mekar untukku
Menemani hari-hari sibukku

...
Terinspirasi bunga sedap malam yang batal mekar meski kuncup telah datang
Pertama kali menanam bunga sedap malam, berharap lihat sampai mekarnya bunga, namun ternyata hanya impian semata.. untuk kini

..
Written by Ari Budiyanti
3 April 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun