Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bunga di Tepi Jalan (Dalam Sebuah Perjalanan)

2 April 2019   20:37 Diperbarui: 2 April 2019   22:43 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aneka bunga-bunga penuh warna yang tumbuh di tepian jalan raya menuju bendungan Kunci

Perjalanan pagi di masa kecil saya memberi satu kenangan indah tak terlupakan. Perjalanan apakah? Sebuah perjalanan menapaki jalanan di desa tempat saya tinggal. Saat matahari masih belum menampakan wajahnya. 

Setiap hari Minggu pagi, Ibu saya selalu mengajak anak-anaknya jalan pagi bersama. Saat udara masih sejuk. Belum banyak kendaraan berlalu lalang. Memori lebih dari 30 tahun lalu terus menghiasi perjalanan hidup saya hingga kini.

Pemandangan pagi tepi sawah. Photo by Ari
Pemandangan pagi tepi sawah. Photo by Ari
Kadang kami berpapasan dengan para penjual sayuran yang siap-siap berjualan di pasar. Ada juga penjual bambu. Tapi yang paling saya nantikan adalah pertemuan dengan penjual jajanan pasar. Dan bisa ditebak keinginan si anak kecil ini setelah menempuh perjalanan panjang di pagi hari. Tepat sekali, minta beli aneka makanan, ada lupis, gatot, gethuk dan lain-lain.

Kami melintasi persawahan yang masih sunyi. Ibu dan saya melintasi dengan senang. Dan sekarang setelah puluhan tahun kemudian, kebiasaan ini masih kadang kami jalani bersama. 

Tepatnya saat saya menghabiskan waktu liburan di rumah. Bedanya adalah, sekarang saya jalan-jalan pagi sambil mengumpulkan foto-foto bunga cantik di tepian jalan yang kami lewati. Alhasil, saya selalu jauh tertinggal di belakang. Kadang saya berlarian kecil mengejar Ibu saya jika jarak kami sudah terlalu jauh.

Sier. Bendungan Irigasi. Photo by Ari
Sier. Bendungan Irigasi. Photo by Ari
Saya akan bagikan foto-foto bunga yang saya dapatkan ya. Tapi saya tidak tahu nama semua jenis bunganya. Saya beri keterangan pada bunga-bunga yang saya saja namanya. Oya, bunga-bunga ini ada di sekitaran jalan desa Kunci menuju bendungan yang biasa kami sebut Sier. 

Bendungan untuk irigasi persawahan Kunci. Photo by Ari
Bendungan untuk irigasi persawahan Kunci. Photo by Ari
Bunga pertama yang paling banyak kami temui adalah bunga Putri Malu atau terkenal dengan sebutan Mirabilis jalapa. Warnanya merah muda. Bentuk bunganya kecil mungil dan biasanya berkelompok. Meski ada juga yang tumbuh satuan.

Mirabilis jalapa. Bunga Putri Malu. Photo by Ari
Mirabilis jalapa. Bunga Putri Malu. Photo by Ari
Tanaman ini disebut Putri Malu karena sifat daunnya yang sensitif terhadap gerakan. Ketika daunnya kena sentuhan lembut saja, maka daunnya akan menutup. 

Bunga Putri Malu jenis besar. Photo by Ari
Bunga Putri Malu jenis besar. Photo by Ari
Pada umumnya, tanaman ini tumbuh menjalar di tanah tidak terlalu tinggi. Jangan membayangkan menjalar seperti tanaman semangka atau melon ya. Rata-rata ukuran tanaman ini pendek dan memenuhi sepanjang jalan yang bisa ditumbuhi. 

Putri Malu yang bisa tumbuh membesar dan meninggi. Photo by Ari
Putri Malu yang bisa tumbuh membesar dan meninggi. Photo by Ari
Namun saya temui juga jenis Putri Malu yang bisa tumbuh meninggi dan membesar. Hati-hati ya di tangkai daunhya ada semacam duri-duri kecil. Berbahaya juga bila sampai kena kulit. Tanaman ini ternyata ada yang memanfaatkannya sebagai tanaman herbal. Saya pernah baca artikelnya di internet. Saya tidak ingat fungsi utamanya untuk apa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun