Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 3.000 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 20-12-2024 dengan 2.392 highlights, 17 headlines, 112.449 poin, 1.133 followers, dan 1.315 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ini Kadoku

7 Februari 2019   22:24 Diperbarui: 13 Maret 2020   18:54 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hadiah ulang tahunku tahun ini. Photo by Ari

"Mama, ini undangan untukku lagi ya?" teriakan gadis kecil itu membangunkan mama dari lamunannya. "Ya, Dita. Itu undangan ulang tahun dari Rani" Dita menegernyitkan keningnya dan menggumam kesal, "Berarti aku harus ngasi kado lagi dong. Ah, aku bosan. Setiap kali aku pasti suka isi kado itu, tetapi ternyata bukan untukku" Dita tidak berani bilang ke mama tentang kekesalan hatinya tapi mama tentu saja tetap tahu, kan Dita anak mama. Jadi mama sangat mengenal Dita. Dita tahu itu dan mama juga selalu mengingatkannya.

"Bagaimana dengan boneka berambut panjang dengan gaun berwarna pink, iya yang itu, cantik sekali bukan? Mama yakin kalau Rani akan menyukainya. Bagaimana menurutmu Dita? Atau kamu ingin memberikan kado lain untuk Rani?". Dita mengambil boneka yang mama maksudkan. "Benar-benar boneka yang sangat cantik. Aku suka ini Ma. Kita beli yang lain aja ya Ma untuk Rani. Yang ini untukku saja" Dita menatap mamanya sambil tersenyum lebar. Dita berharap kali ini mama akan mengabulkan permintaannya.

Mama mengambil boneka itu dan seperti biasa, di rumah mama membungkusnya dengan sangat rapi sebagai kado Dita untuk Rani. Dita sangat ingin menyembunyikan kado itu untuknya sendiri, bukan untuk Rani. 

Tapi tentu saja ia tidak berani. Ia tahu kalau mama pasti akan sangat marah. "Wah, mama ingin sekali melihat Rani membuka kado dari Dita, pasti Rani akan memelukmu dan berulang kali berterimakasih. Iya kan Dita. Kamu senang kan kalau melihat temanmu senang? " Dita memegang kado yang terbungkus rapi itu dan berkata dalam hatinya, "Andai ini untukku"

Jam lima sore. Dita sudah rapi dengan baju kesayangannya dan siap pergi ke rumah Rani dengan kado itu. "Mama, Dita berangkat ke ulang tahun Rani." Mama tersenyum manis dan mengangguk pelan sambil memberi pelukan hangat ke Dita. Dita tahu kalau mama ingin menenangkan hatinya karena boneka cantik itu harus menjadi milik Rani dan bukan Dita. Dita merasa lebih nyaman setelah mama memeluknya dan kini bisa tersenyum pula.

Ini bukan pertama kalinya bagi Dita untuk memberi kado buat teman-temannya yang ulang tahun dan hampir semua kado yang ia berikan adalah barang-barang yang juga sangat diininkannya. 

Dulu Dita sering menangis dan tidak mau datang ke ulang tahun teman-temannya karena ia merasa kesal dengan mama yang selalu memberi hadiah yang menarik buat teman-temannya. Kalau Dita protes, mama akan menjawab dengan senyuman dan mengatakan "Kalau teman Dita senang, Dita juga senang bukan?" Selalu dan selalu itu jawabannya.

Pernah suatu kali Dita benar-benar tidak mau memberikan kado untuk Sasha, temannya, padahal udah di pesta ulang tahun Sasha. Yang ada, Lala memegang erat-erat kadonya sambil bilang berulang kali "Ini kadoku, buat aku Mama." Dita ingat jelas bagaimana mama membujuknya dengan lembut sampai akhirnya Dita memberikan kado tersebut pada Sasha. Waktu itu isi kadonya adalah sebuah buku bacaan bergambar yang sangat menarik, ceritanya Dita belum pernah dengar, tapi menurut mama sangat bagus. Dita memang sangat suka mendengarkan cerita dan membaca buku.

Kemudian di rumah, mama bercerita ke Dita tentang kasih Tuhan yang selalu memberi pada manusia. Tuhan selalu memberi yang terbaik bagi orang-orang yang mengasihiNya. Tuhan pun mau kita belajar memberi yang terbaik bagi orang lain. Kita tidak boleh memikirkan keinginan diri sendiri saja, tapi kepentingan orang lain juga. "Lebih baik memberi daripada menerima" itu yang mama katakan untuk mengakhiri ceritanya.

Sejak saat itu, Dita selalu berusaha merasa senang dan berdoa dalam hatinya agar Tuhan memberinya hati yang mau memberi bagi orang lain, teman-temannya, keluarganya, memberi yang terbaik. 

Untuk membuat hati Tuhan senang, bukan hanya hati orang lain senang. Tiap kali merasa sedih karena mengingini kado untuk temannya, Dita akan berdoa. Ya, mama benar, Tuhan selalu menolong Dita untuk memberikan kado ke teman dengan hati yang senang dan bisa mengatakan, "Ini kadoku untukmu"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun