Aku sedang merenungi kehidupan
Langkah terus terlajukan meski tak cepat
Melihat sekitar ..kadang ke belakang
Deru angin kadang membuatku melaju semakin kencang
Namun tak urung juga menghentikanku sesaat
Hujan membawa ceria dan tak jarang sendu
Terik mentari mengingatkanku berlindung
....
Salju..ah seandainya ada
Namun aku tak pernah melihatnya
Karena ada di belahan bumi yang lain
Tempat dia berpijak dan bukan aku
Pasti sangat mengganggu karena dinginnya
Lupakan... karena itu tak ada..
...
Mata selalu terhibur oleh warna-warni bunga
Juga kupu yang beterbangan ..
Tak urung telinga merasa bising dengar suara pekak
Jiwa terkadang penuh semangat terkadang rapuh
Namun kupastikan perjalanan terus berlanjut..
..
Ada suka ..ada duka..
Ada tawa ..ada tangis ..
Manakah ingin kuingat lebih banyak..
Semua kulalui dalam kesetaraan
Tidak ada yang lebih banyak..
...
Sampai saatnya di persimpangan..
Ketika hati harus memilih..
Apakah ke kiri atau ke kanan...
Ataukah harus terus ke depan
Segala yang indah ingin membuat menoleh
Dan berputar memandanginya lagi
Namun..
Terbayang keindahan di depan
Yang belum terlampaui
Sehingga langkahku akhirnya ke depan
Bukan ke kanan atau ke kiri
Menetapkan melanjut lurus
Semoga saatnya nanti kan tiba
Di penghujungku dalam kebahagiaan kekal
Ditulis oleh
Ari Budiyanti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H