Mohon tunggu...
Ari Budhianto
Ari Budhianto Mohon Tunggu... Freelancer - mengalir saja

mengalir saja

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Purwodadi Kuthone Sing Dadi Nyatane

6 Februari 2020   16:38 Diperbarui: 6 Februari 2020   21:17 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taman Segitiga emas | Dok. pribadi

Mobil travel luxio warna Abu-Abu Metalik milik perusahaan travel lia Jaya jurusan Malang - Purwodadi membawaku pulang kembali "nyambangi" ibuk setelah minggu terakhir bulan lalu juga pulang menjenguk ibuk, kali ini aku langsung menuju Kota Purwodadi dimana Ibuk dirawat di rumah sakit Pantai Rahayu Yakkum. 

Masih seperti dua minggu lalu yang dikeluhkan Ibuk masalah perut, yang kata beliau masih sakit. Untuk memastikan apa yang menyebabkan keluhan itu aku masih menunggu dokter Lucas membacakan hasil USG, tentunya ketika dokter mengadakan visitasi ke pasien yang  biasanya dilakukan tengah malam. 

Di sela menunggu ibuk berbaring di ruang markisa lantai 2, sambil mencari makan, aku berjalan keliling di seputaran rumah sakit yakkum Purwodadi ini.  Pagi tadi keluar pagar ada beberapa menu masakan yang ditawarkan oleh mbak-mbak bakul, kemudian aku tertarik menu masakan yang sudah lama tidak menikmatinya, yaitu lontong pecel, meski Ada nasi aku memilih lontong. 

Lontong pecel
Lontong pecel

Seperti kebanyakan menu pecel umumnya, tapi kali ini memang beda. Selain bumbu pecel yang tidak terlalu pedas dipadu dengan lontong yang agak empuk dan lumer dengan berbagai sayur "ubo rampe" nya di tambah lauk Tempe khas purwodadi dan mendoannya, apalagi dinikmati dikota asal seakan memori-memori masa lalu keluar semua yang sudah hampir 25 tahun tidak menikmati kuliner khas Purwodadi. 

Akhir bulan kemarin ketika aku pulang menjenguk ibuk, juga mencari menu makanan khas dan menjadi andalan Wisata kuliner di Kota Purwodadi yaitu garang asem, selain menu masakan swike menu garang asem sepertinya juga menjadi icon Kota purwodadi. 

Kata garang asem  di ambil dari bahasa jawa yaitu garang dan asem. Garang dalam Bahasa Indonesia bisa diartikan dipanaskan, menu ini adalah berbahan Ayam yang dipotong menjadi bagian-bagian kecil seperti Kepala, Dada, sayap atau jerohan-jerohan, kemudian bungkus daun pisang tentunya sudah ditambahkan racikan bumbunya lalu dikukus atau dipanaskan mungkin ini yang dinamakan di "garang", karena Ada unsur tomat, belimbing wuluh/daun kedondong muda sehingga rasanya agak Asam dengan demikian dinamakan garang asem. 

Garang asem | Dok. pribadi
Garang asem | Dok. pribadi

Hampir semua warung yang berada di wilayah Kabupaten Grobogan menyediakan menu ini, dengan bahan dasar ayam kampung di tambah bumbu yang sederhana dan mudah di dapat menjadikan garang asem menjadi menu yang selalu dicari ketika berkunjung di wilayah ini. 

Dipilihnya ayam kampung memang menjadi alasan kenapa menu ini menjadi daya pikat tersendiri, karena tekstur dagingnya yang lembut, empuk Dan jika dipanaskan agak lama dagingnya tidak rusak sehingga menimbulkan kaldu yang khas sehingga menciptakan rasa garang asem yang istimewa. 

Secara keseluruhan Kota Purwodadi seperti kota-kota lain yang berada di Jawa Tengah, terus berbenah membangun taman- taman dan ruang terbuka hijau di tempat - tempat strategis. Kalau dulu banyak orang, Kota Purwodadi hanya di pakai untuk parikan sebuah pantun,  "Purwodadi kuthone sing dadi nyatane" namun sekarang memang benar-benar hampir menjadi kenyataan, kenyataan sesungguhnya yaitu mengembangkan diri dengan ciri khasnya dengan memanfaatkan potensi yang dimilikinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun