Mohon tunggu...
Wisnu Aribowo
Wisnu Aribowo Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Negeri Jakarta, salah satu yang terbaik dalam masanya, insya Allah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sebuah Mesin yang Besar

18 April 2012   10:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:28 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tempo lalu saya nonton film Hugo. Iya, film yang terkenal itu. Iya, yang bagus banget itu. Iya, yang paling banyak dinominasikan di Oscar tahun kemarin.
Saya tentu saja tidak akan membahas resume dan review untuk filmnya, karena saya tahu saya sudah terlambat benar untuk itu. Saya tertarik dengan salah satu kutipan kalimatnya Hugo di film itu (atau malah sudah ada yang nulis tentang ini?), yang bunyinya kira-kira begini.

“I like to imagine that the world is one big machine. You know, machines never have any extra parts. They have the exact number and types of parts they need. So I figure if the entire world is a big machine, I have to be here for some reason, too.”

Hugo ini mengibaratkan dunia ini seperti mesin, katanya. Mesin itu tidak pernah punya suku cadang berlebih. Jumlah dan jenis suku cadang-suku cadang itu pasti sesuai dengan yang mereka butuhkan. Nah, jadi, di dunia ini, kita diibaratkan suku cadang-suku cadang itu. Tiap suku cadang pasti dimaksudkan untuk melakukan sesuatu, bukan nganggur saja.

Misalkan saja sebuah jam, ini contoh paling mudah karena di film itu Hugo adalah seorang pembuat jam. Yang selalu kita perhatikan dari jam hanyalah jarumnya, dan mungkin angka yang ditunjuk jarum, betul kan? Padahal ada komponen-komponen jam yang lain. Apa berarti komponen lainnya tidak penting? Tidak juga. Di balik jarum-jarum itu ada roda gigi yang menggerakkannya, ada juga roda gigi yang menggerakkan roda gigi yang menggerakkan jarum tadi. Bahkan suatu baut yang kecil pun bermanfaat untuk menjaga jam itu tetap dalam suatu kesatuan.

Nah, kalau baut kecil itu saja memiliki maksud tertentu, apalagi kita-kita ini? Astaga, jam besar tempat kita tinggal ini diciptakan oleh Yang Maha Kuasa. Karenanya, mulai sekarang berhentilah berkecil hati. Kalaulah kalian merasa hidup kalian masih begini-begini saja ya itu hanya karena kalian belum tahu saja apa manfaat kalian. Dan satu lagi, saya mengajak rekan kompasioner untuk berhenti menggunakan umpatan "manusia tidak berguna" atau yang sejenisnya kepada orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun