Saya adalah orang yang hingga detik ini belum yakin (tidak percaya) bahwa mereka para pejabat-pejabat yang malas di negeri ini adalah orang yang bisa memaknai arti sebuah kemerdekaan apalagi menghargai pengorbanan ribuan nyawa para pejuang yang telah gugur di medan perang saat merebut kemerdekaan negeri ini. Cobalah pakai otak waras kita, bagaimana mungkin jika semua pejabat negeri ini mengerti arti kemerdekaan dan menghargai pengorbanan ribuan nyawa para pejuang, tapi kinerja mereka begitu buruk hingga detik ini. Bangsa ini lebih terlalu sering mendengar buruknya kinerja pejabat negeri ini dibandingkan terdengarnya prestasi mereka yang nyaris tak terdengar.
Padahal kita sebagai rakyat sudah membayar mereka dengan begitu luar biasa tinggi dari gaji besar, tunjangan super besar, rumah mewah, mobil mewah, dan biaya perjalanan dinas yang begitu besar, namun apa yang sudah mereka berikan untuk bangsa ini ? kemiskinan, kelaparan, pengangguran, dan masalah-masalah sosial lainya begitu mudah kita temukan di negeri yang sebentar lagi merayakan ultah ke 65 tahun, sebuah usia yang tidak muda lagi. Bahkan terakhir kita sering mendengar dan melihat pemberitaan di media tentang banyaknya kisah-kisah keluarga yang bunuh diri hanya karena mereka merasa tak mampu membiayai anak-anak mereka. TIDAKKAH TERBUKA NURANI PEJABAT NEGERI ini ? atau apakah pemberitaan-pemberitaan yang seperti itu oleh mereka hanya dianggap sebuah TONTONAN INFOTAINMENT saja ??. Dianggap hanya sebagai tontonan INFOTAINMENT karena pemberitaan seperti itu sudah terlalu sering muncul di banyak media, sehingga dianggap sebuah kejadian yang biasa tanpa ada usaha untuk menyelesaikan masalah tersebut dan seolah menunggu korban-korban selanjutnya ?. Jika itu memang benar-benar yang ada di otak mereka, TIDAKKAH Mereka para pejabat-pejabat malas itu tidak jauh lebih kejam dari PENJAJAH ?
Selain memiliki pejabat-pejabat malas, di negeri ini ternyata masih menjadi sarang yang aman nan subur untuk para pelaku korupsi. Lihat saja, penanganan kasus korupsi di negeri ini seolah berhenti dan justru para penegak hukum dari KEJAKSAAN, POLRI yang seharusnya sebagai penegak hukum itu sendiri justru malah menjadi para tersangka korupsi. Jangankan untuk memberantas korupsi di berbagai daerah yang masih begitu marak, untuk menyelesaikan kasus korupsi yang saat ini sedang terjadi saja serasa tak tahu kapan ujung ceritanya. Bahkan yang baru-baru ini terjadi adalah Kebohongan publik yang dilakukan pihak POLRI dan Kejaksaan yang pada kasus dugaan penyuapan Anggodo kepada KPK yang kata mereka sebelumnya memiliki barang bukti yang akan diperdengarkan di persidangan, tapi ternyata pada saat persidangan berlangsung, mereka justru menyatakan bahwa mereka tidak memiliki alat bukti. Dan ketika di konfirmasi dengan berjuta dalih dan permainan kata-kata mereka mengelak. Tidakkah mereka sadar bahwa mereka sedang memperlihatkan KEBODOHAN mereka di depan publik sebagai penegak hukum ?
Sebenarnya terlalu banyak lagi mudah untuk mencari betapa bobrok dan buruknya kinerja pejabat dan kasus korupsi negeri ini, dari buruknya kinerja para menteri yang memegang jabatan bukan karena KECERDASAN, KEAHLIAN, dan ke PROFESIONALan dibidang mereka, sehingga wajar saja jika kinerja mereka seperti asal-asalan saja dan masih banyak lagi yang lain, namun menurut saya pribadi yang paling memalukan untuk sebuah kado ulang tahun ke 65 Tahun sebuah bangsa yang besar seperti NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) ini adalah masih banyaknya pejabat-pejabat malas di negeri ini dan masih suburnya penyakit negeri bernama Korupsi. Dan karena alasan itulah saya pribadi lebih senang menyebut mereka para PEJABAT-PEJABAT PEMALAS dan para PELAKU KORUPSI adalah PENJAJAH BARU BANGSA INI !
SOLUSI
Untuk bisa mengusir penjajah pada saat NKRI belum meredeka mungkin sangat jelas dan nyata sehingga rakyat pada saat itu semua bersatu padu untuk mengusir musuh yang nyata bernama penjajah. Namun untuk mengusir penjajah ymodel baru ini memang sulit, kenapa ? karena mereka adalah sekumpulan orang-orang yang memiliki wewenang dan mereka juga di lindungi oleh undang-undang yang mereka buat sendiri (walau seringkali mereka juga melanggar aturan mereka sendiri).
Namun sebagai bangsa yang ingin tetap maju dan berkembang, kita harus terus semangat dan bersatu pada untuk membangun sebuah bangsa yang besar,
Caranya adalah dengan cara mengisi kemerdekaan ini dengan sesuatu yang positif,:
- Jika kita adalah seorang guru, jadilah seorang guru yang bisa mendidik anak didiknya menjadi orang-orang yang cerdas, berakhlak mulia lagi bijaksana.
- Jika kita seorang pejabat, bekerjalah dengan penuh tanggungjawab sesuai denga fasilitas yang telah anda terima dari rakyat dan jangan jadi penghianat bangsa.
- Jika kita seorang Pengusaha, bekerjalah dengan cara benar dan hindarilah ajang suap-menyuap dalam setiap tender.
- Jika kita karyawan, bekerjalah dengan tanggung jawab dan disiplin untuk menghasilkan produk yang berkwalitas.
- Jika kita pelajar/mahasiswa, Jadilah pelajar yang cerdas, rajin lagi berprestasi di kancah nasional hingga di tingkat International.
- Jika kita adalah petani, bekerjalah dengan semangat tinggi dan berilah bangsa ini benih-benih dan produk pertanian berkwalitas tinggi.
- Jika kita adalah wartawan, bekerjalah dengan memberika informasi yang benar, fakta dan bukan sebuah rekayasa.
Dan pada akhirnya, apapun profesi kita, semuanya harus saling bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan yang sama yaitu keadilah sosial bagi seluruh rakyat Indonesia karena itulah tujuan akhir dari para pejuang kita yang telah berkorban harta, jiwa dan nyawa mereka dalam merebut kemerdekaan.
DIRGAHAYU BANGSAKU NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA KE-65