Mohon tunggu...
Ahmad Al Qadri AS
Ahmad Al Qadri AS Mohon Tunggu... Editor - Terukur

Mahasiswa Jurnalistik UIN Alauddin Makassar. Senang melampiaskan cemas dalam bait yang resah, melampiaskan cinta dalam bait yang nakal dan senang bermain pada rana khayalan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Laporan Semesta

11 Februari 2022   00:27 Diperbarui: 11 Februari 2022   00:34 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan mengenang, tak ada lagi pembahasan mengenai asmara, jikalau bersama mungkin itu yang di sebut manusia dengan berjodoh.

Embun pagi datang memberi kabar tentang senyumanmu di puncak pinus kemarin, katanya kau asik bersandar di bahunya.

Matahari juga datang membawa sedikit informasi, dia menjelaskan dengan panasnya bahwa bahwa kau telah terlindungi oleh awan mendung.

Bulanpun demikian, di bawahnya kabar gembira bahwa purnama yang tak bulat utuhnya kini berada di puncak purnamanya.

Pinus datang dengan ketergesah gesahan, di ceritakan bagaimana ia diikat kemudian kau naik di atasnya bersama seorang berisikan cerita sedih dimasa lampaunya.

Dingin malam datang dan mengaku kalah, ia ikut bercerita tentang bagaimana pelukan melekat pada tubuhmu hingga dingin tak berkutik.

Kesadaran datang sebagai penutup cerita, ia memaki hati pencinta, di katakannya mundur dan sadar, kau kasar dan tak layak.

Berbahagialah, senang mendengar cerita semesta dan aku membenci mulut yang nantinya mengucap cinta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun