Di akhir pekan masa kampanye Pemilu 2014 ini, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menuliskan sebuah puisi yang diberi judul 'Sajak Seekor Ikan'. Puisi ini kemudian disebar lewat email ke sejumlah kantor redaksi media. Ketika Fadli ditanya apakah puisi ini bersifat politis untuk menyindir Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi), pesaing Prabowo, yang memang kerempeng dan lincah, Fadli tidak membantah dan tidak juga membenarkan.
Memang Fadli Zon rajin menyindir Jokowi lewat puisi. Fadli juga pernah menyindir Jokowi dengan puisi 'Aku Raisopopo', sementara Jokowi kerap menggunakan kata rapopo ketika diserang para lawan politik pasca pencapresan. Yang disindir bereaksi, Jokowi menilai puisi Fadli Zon tak bermutu. Fadli Zon bukan seorang sastrawan, jadi puisinya tak layak dibaca. Menurut penilaian Jokowi, Puisi Fadli bukan puisi sastrawan. Jokowi mengaku kalau puisinya punya WS Rendra , Chairil Anwar atau Wiji Thukul pasti dia baca, “Jadi biarin aja," ucap Jokowi.
Dalam puisi Fadli puisi berjudul “Air Mata Buaya” dan “Sajak Seekor Ikan”, Fadli tidak pernah menyebutkan siapa yang ia singgung dalam puisi tersebut. Namun, publik kemudian menghubungkan isi puisi itu dengan pencapresan Jokowi.
Politisi muda PDI-P Fachmi Habcyi pernah menanggapi puisi Fadli dengan membuat puisi berjudul “Pemimpin Tanpa Kuda”. Fadli membalasnya dengan puisi berjudul “Sandiwara”, yang berisi mengenai seseorang yang tidak menepati janji. Ini dibalas lagi oleh Fachmi melalui puisi bertajuk “Rempong”.
Sastra adalah kekuatan. Kata-kata juga bisa ‘menyihir’. Lihat saja gaya pidato seorang orator seperti Presiden RI Pertama, Soekarno yang mampu menggerakan. Di awal kemerdekaan, penyair pun terbelah dua, sebagian ke PKI dan sebagian lagi anti PKI. Tak hanya panggung dan pesta, bahkan penjara juga tak pernah sepi dari hunian sastrawan. Karena sastra juga kekuatan.
Kedekatan Fadli dengan Puisi bisa dilihat dari aktivitasnya di Majalah Horison. Majalah sastra ini hadir dipelopori Mochtar Loebis. Kehadirannya sebagai antithesa terhadap (Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yang dipelopori sastrawan PKI. Majalah itu disepakati bernama Horison. Artinya, kaki langit yang jauh. Majalah ini memang diharapkan dapat memperluas cakrawala pemikiran yang saat itu sempat terkotak-kotak.
Visi Horison mengajak manusia Indonesia untuk selalu menengok ke dan mencari horison baru, dalam arti agar kita dengan sadar menghapuskan pembatasan pemikiran, penelaahan dan kemungkinan-kemungkinan daya kreatif kita di segala bidang penghidupan bangsa.
Fadli adalah Redaktur dan Dewan Redaksi majalah sastra Horison (sejak 1993), Sejak kecil, Fadli Zon suka membaca, berorganisasi dan menyukai karya tulis. Ia pun memenangkan berbagai kompetisi siswa berprestasi, lomba pidato, baca puisi, tulis puisi, drama, karya tulis, karya ilmiah, dan matematika. Ia juga pernah menjadi Ketua Kelompok Ilmiah Remaja SMAN 31, dan juara I mengarang se-DKI.
Selain Fadli Zon di koalisi Merah Putih ada Anis Matta yang memiliki ketajaman lidah dalam orator dan juga ketajaman pena dengan tulisan-tulisannya. Sebenarnya wartawan juga senang dengan pernyataan-pernyataan AMien Rais, yang enak untuk dikutip. Amien Rais sangat pandai memilih kata (diksi). Yang tak kalah penting adalah, sosok Akbar Tandjung yang merupakan politisi sejati, dengan lincahnya dia bisa berkelit dari terkaman lawan-lawan politiknya.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan. lmu politik adalah ilmu yang mengajarakan pencapaian pada kekuasaan yang tertinggi. Ilmu politik bersinergitas pada ilmu-ilmu lainnya. Ilmu politik memiliki objek materil dan objek formil juga dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan dan sebagai seni.
Art possible adalah seni kemungkinan yangartinya sesuatuyang tidak mungkin dapat diubah menjadi mungkin atau sebaliknya sesuatu yang mungkin dapat diubah menjadi menjadi tidak mungkin. Dalam politik, strategi politik itu sangat penting dan menjadi bagian tersendiri dalam berpolitik. Bahwa ketika menjalankan suatu strategi, kemudian berubah haluan atau strategi adalah sebuah permainan yang sangat luar biasa.
Maka Seseorang yang bisa memainkan strategi politik dengan apik, maka dia bisa menyebutnya sebagai seni berpolitik. Seni tidak hanya pada sesuatu yang bisa dilihat dan disaksikan, tapi juga bisa dirasakan dalam sebuah strategi politik yang sedang berlangsung maupun sudah berlangsung.
Politik sebagai seni yang digunakan penguasa untuk mengartikulasikan kewenangannya. Dengan susunan kata-kata memperoleh suatu tujuan. Dengan kata-kata mempengaruhi rakyat untuk tunduk pada penguasa. Memperjelas visi yang melangit agar tetap berpijak pada bumi. Sehingga ide besarnya dipatuhi oleh rakyat jelata.
Seni politik memiliki seni untuk menyakinkan dengan penuturan kata-kata. Seni mengajak orang-orang untuk bergabung dalam kekuasaannya, dan sebagai seni kompromi dengan menyelesaikan segalanya dengan jalan damai. Jadi, Ilmu politik merupakan ilmu murni yang membahas tetang teori-teori dalam berpolitik dan juga sebagai ilmu terapan yang menyangkut seni dalam berpolitik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H