Mohon tunggu...
Ghazali Ari Muhata
Ghazali Ari Muhata Mohon Tunggu... -

Banyak Baca Banyak Ngerti Boleh Miskin Jangan Bodoh.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Janji Itu Hutang...Hutang Itu Harus Dibayar

7 April 2014   05:37 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:59 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hari ini sangat berkecamuk lantaran perjanjian yang kurang sempurna rasa kesal membengkak di dada. Dari pagi hingga larut saya menunggunya. Ingin rasanya berteriak di kupingnya "bales sms gw bisa kali jgn lama gw nungguin lo nih jgn phpin gw bisa kali kasih kepastian dong." Di telpon tidak di angkat di sms low respon ada apa dengan manusia itu yang mengulur waktu untuk sebuah jual beli. Seakan diri ini jadi pengemis yang butuh dan ingin barang itu. Ya memang jelas saya memang butuh barang itu tapi seakan-akan saya merasa di permainkan. Dan saya hanya bisa berbicara pada diri sendiri untuk bersabar dan menunggu darinya sebuah kepastian.

Pada akhirnya saya mengingat hari ini dan kejadian ini mengingatkan saya pada waktu yang lalu bahwa saya juga pernah lari dari tanggung jawab dalam sebuah proses jual beli online. Pada saat itu saya memesan sebuah buku lewat sosial media dan proses tanya jawab tentang pembayaran dan harga buku pun terjadi hingga akhirnya saya untuk memutuskan untuk membeli sebuah buku tersebut. Datanglah dimana saya harus mentransferkan uang untuk membeli buku tersebut. Tapi entah kenapa tiba2 saya ragu mendadak dan akhirnya saya tidak jadi membeli buku tersebut. Sang penjual pun terus meng-sms saya selama tiga hari berturut-turut. Dan memang salah saya mengabaikannya ada rasa sesal dan juga takut karena tidak jadi beli buku tersebut karena suatu hal dan saya tidak mengkonfirmasi ke pihak penjual. Dan sang penjual pun akhirnya tidak meng-sms saya lagi.

Mungkin hal itu sangat lah wajar didalam dunia bisnis dan proses jual beli. Tapi dari hal ini saya belajar sesuatu yang mungkin semua orang mengabaikannya juga termasuk diri saya. Janji itu hutang ya benar sekali sebuah janji memang harus di tepati kalau tidak bisa berjanji jangan berhutang. Sebuah janji yang sepele yang kita abaikan ternyata bisa menyesakkan dada dan mengakibatkan guncangan jiwa yang lumayan dahsyat apabila kita tidak punya stok keimanan yang mumpuni disaat  kita yang menjadi korban janji-janji.

Hukum alam memang berlaku jadi jangan sampai kita menyalahi keadaan ataupun seseorang di sekitar. Apabila ada kejadian tidak mengenakan datang kepada kita jangan langsung berfikiran yang aneh-aneh. Salahkan lah diri kita sendiri berkacalah tanyakan pada diri sendiri kesalahan apa yang saya perbuat sampai datang hal yang seperti ini. Apa yang kita lakukan baik itu posotif ataupun negative pasti semua akan menjadi timbal balik di kehidupan ini.

Dan dari semua kejadian yang menimpa kita  intinya kita harus berpikir positive bahwa Tuhan dekat dengan kita dan Tuhan ingin menunjukan ke arah yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun