Saat kita melihat tayangan-tayangan iklan di pertelevisian Indonesia begitu banyak cara produsen mempromosikan barang dagangannya. Dengan Ide kreativenya mereka mengemas iklan itu secara menarik. Namun banyak juga dari mereka yang mengemas produk mereka cenderung ke arah yang pornografi. Mengingat Negeri ini adalah Negri yang terkenal dengan Sopan dan Santunnya. Postingan kali ini saya akan membahas ETIKA PERIKLANAN di INDONESIA. Periklanan di Indonesia akhir-akhir ini membuat saya khawatir tentang moralisme negeri ini. Apakah tidak ada penyaring yang dilakukan oleh KPI?. Memang semua tergantung dari pemikiran yang melihat tayangan tersebut, tapi tidak semua berfikiran seperti itu dan seharusnya pemerintah bekerja sama dengan KPI untuk menayangkan hal-hal yang posotif untuk pariwara-pariwara yang ada. Memang sulit tapi tidak ada yang tidak mungkin untuk mengkaji iklan-iklan yang bermuatan negative dan menayangkan iklan-iklan yang lebih posotif dan menarik.
Salah satu contoh iklan yang menurut saya kurang memberi kesan positif adalah iklan cat yang diperankan oleh wanita yang menduduki kursi ditaman yang sehabis dicat oleh tukang cat dan ternyata kursi itu kering walaupun habis di cat beberapa menit yang lalu. Di akhir iklan tersebut wanita itu mengkibaskan busananya seperti bergaya ala model untuk melihat busananya terkena cat atau tidak. Walaupun itu disensor tapi gerakan tubuh wanita itu terlihat memberikan efek yang kurang baik menurut saya karena hal yang seperti tidak seharusnya ditayangkan apalagi untuk iklan yang ditonton semua kalangan. saya kira sangatlah mengganggu pemadandangan.
Disamping banyak iklan-iklan yang tidak baik namun banyak juga iklan-iklan yang sangat mengispirasi salah satunya adalah iklan teh celup. iklan teh celup ini menceritakan keadaan yang ada pada saat ini dimana semua orang sibuk akan dirinya sendiri terperangkap oleh ruang dan waktu yang telah dibuatnya sehingga menelantarkan dan melupakan arti kebersamaan didalam sebuah keluarga. Dalam iklan tersebut terlihat bagaimana anaknya yang kecil yang masih butuh perhatian dari keluarganya terutama ayah dan ibunya sangatlah kesepian dan dengan hanya boneka dia bermain. Dan akhirnya sang Ibu pun sadar akan kehadiran yang sangat di butuhkan sang putri dan mereka pun berkumpul selayaknya keluarga bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H