Menurut pendapat saya hubungan tersebut dilandasi pada siapa yang berkuasa dan siapa yang dikuasai. Dalam hal ini baik perempuan  Jepang dan laki-laki Jepang berada dipihak yang "dikuasi" baik oleh tentara Amerika ataupun oleh perempuan yang memiliki kecantikan Barat.
Mekanisme psikologis yang bekerja dalam hubungan tersebut adalah bahwa yang dikuasi akan tunduk kepada yang berkuasa sehingga tidak melakukan perlawanan dalam bentuk apapun. Hubungan tersebut juga menegaskan seolah Amerika datang sebagai pihak yang akan menolong Jepang setelah kalah perang.Â
Persepsi saya tentang masyarakat Jepang sedikit berubah dalam hal penderitaan mental yang mereka alami setelah pasca perang PD II. Pada awalnya saya beranggapan yang terjadi pada masyarakat Jepang tidak seburuk yang saya baca pada buku ini. Bahwa masyarakat Jepang mengalami masalah mental yang sangat berat akibat kalah perang dan berimbas dalam tatanan sosial masyarakat Jepang.
Sikap mereka menerima bukan melawan  tentara pendudukan juga menggambarkan bahwa masyarakat Jepang seakan menyerah, namun saya mengasumsikan hal tersebut sebagai sikap yang memerlukan pertolongan dan karena meraka sudah sangat lelah dengan situasi perang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H