Mohon tunggu...
Aria Sugiarti
Aria Sugiarti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ria

Masih banyak salah dalam menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Umurmu Bukan Penentu Kepikunanmu

9 Juni 2021   23:03 Diperbarui: 9 Juni 2021   23:22 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pikun - Sumber: Health Kompas


Lupa merupakan hal yang manusiawi dan semua orang pasti pernah mengalami yang namanya lupa. Penyakit lupa atau biasa dikenal dengan penyakit pikun biasanya lebih sering dialami di usia senja. Namun, apakah wajar jika penyakit pikun terjadi saat usia masih muda?Perlu diketahui bahwa pikun di usia senja sangat tergantung dengan bagaimana perilaku kita di usia muda. 

Kepikunan merupakan akumulasi dari kebiasaan buruk yang sudah terjadi selama bertahun-tahun. Sehingga, seberapa muda usia kita, perilaku kita saat ini sangat berpengaruh terhadap otak di usia tua. 

Orang yang sering lupa di usia muda biasanya disebabkan oleh banyaknya beban otak yang berlebih. Seperti, banyaknya pekerjaan yang menumpuk, stres karena suatu masalah atau bahkan karena banyaknya tugas . Saat situasi seperti itu biasanya fungsi otak akan mudah mengalami penurunan dikarenakan situasi lingkungan yang tidak mendukung.

Penyebab kepikunan yang utama biasanya sering dikenal dengan sebutan Demensia Alzheimer. Demensia merupakan hilangnya fungsi intelektual, seperti berfikir, mengingat, dan berlogika yang cukup parah sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari. Demensia bukan sebuah penyakit, melainkan sebuah kumpulan gejala yang menyertai penyakit atau kondisi tertentu. 

Penyakit Alzheimer sering digambarkan dengan hilanganya ingatan yang lambat diikuti oleh dimensia dengan progresifitas yang lambat dalam beberapa tahun. Penyakit Alzheimer merupakan sebuah kelainan otak yang bersifat irreversible dan progresif yang terkait dengan perubahan sel-sel saraf sehingga menyebabkan kematian sel otak.  

Sampai saat ini penyakit Alzeimer belum ditemukan obatnya tetapi dapat diperlambat, oleh sebab itu mencegah lebih baik dari pada mengobati.  Begitu juga dengan gejala Demensia. Gejala ini biasanya menyerang secara perlahan dan semakin lama semakin parah. Mungkin awalnya tidak disadari. Tanda-tanda awal Demensia biasanya terjadi penurunan dalam ingatan, yaitu kemampuan mengingat waktu, mengenali orang, tempat maupun benda.

Penyakit Demensia Alzheimer juga memiliki gejala, antara lain:
1. Gangguan memori yang berlangsung perlahan
Gejala ini biasanya ditandai dengan menurunnya fungsi otak, yaitu sulit mengingat, mudah melupakan informasi baru, dan mudah lupa dengan kejadian-kejadian kecil setiap hari. Misalnya selalu menanyakan ulang suatu hal yang sama yang sebelumya sudah ditanyakan.

2. Apraksia
Orang pada gejala ini biasanya merasa kesulitan mengerjakan tugas sehari-hari. Misalnya tidak tahu cara menggunakan sendok dan garpu dengan cara yang baik dan benar.

3. Gangguan bahasa
Orang yang mengalami gejala gangguan bahasa biasanya akan terlihat kesulitan untuk mencari kata yang tepat dalam mengungkapkan isi pikirannya.

4. Disfungsi visuo-spasial

5. Disfungsi eksekutif
Orang yang mengalami gejala disfungsi eksekutif atau ketidakmampuan mengambil keputusan biasanya terjadi karena daerah otak depan mengalami gangguan yang ditandai dengan kesulitan dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan melakukan penilaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun