Menurut hasil survei berbagai lembaga riset, sepakbola adalah olahraga terpopuler di dunia. Olahraga ini digandrungi berbagai golongan masyarakat, baik dari yang muda sampai yang tua. Perkembangan olahraga ini sangat pesat, dan saat ini sepak bola bertransformasi menjadi ladang bisnis tempat orang berinvestasi. Hal ini dapat kita temukan di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Besarnya potensi pendapatan dari sepakbola adalah salah satu alasannya. Penjualan souvenir, kaus, pernak pernik suatu klub, pemasukan dari tiket terusan penonton, hak siar televisi, pemasukan dari iklan, dan masih banyak lagi sumber pendapatan lainnya.
Pendapatan tersebut tentu haruslah diiringi prestasi yang mentereng. Pendapatan bergantung pada prestasi, maksudnya apabila semakin berprestasi maka akan semakin besar potensi pendapatan yang bisa diperoleh. Dalam beberapa kasus, banyak klub sepakbola yang dinyatakan bangkrut dan harus turun kasta dikarenakan minim prestasi dan terlalu boros dalam berbelanja. Oleh karena itu setiap klub haruslah berjalan layaknya sebuah perusahaan, yakni mempunyai sistem pengelolaan manajemen yang baik.
Sepakbola Indonesia sendiri bisa dibilang belum berkembang sama sekali. Setiap tahun kita disuguhkan berita-berita tentang bobroknya sepakbola kita. Seperti dari kasus pengaturan skor, polemik antara hirarki PSSI, korupsi dalam PSSI, anarkisnya pendukung suatu klub, sogok menyogok wasit, dan masih banyak lain.
Prestasi kita seolah nyaris tidak ada sama sekali. Baru-baru ini pun kita dikalahkan Qatar dalam pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2022, sehingga kita harus berjuang lewat kualifikasi agar lolosan ke putaran final Piala Dunia 2022 di Qatar. Apabila kita lolos, tentu dunia akan semakin mengenal Indonesia.
Namun untuk mencapai tujuan ini, tentu kita perlu melakukan pembenahan sepakbola kita secara menyeluruh. Dimulai dari PSSI, yang menaungi persepakbolaan kita, lalu ke klub-klub, dan terakhir tentunya masyarakat. Jokowi sendiri memberikan perhatian khusus bagi persepakbolaan Indonesia. Dia dengan tegas mengatakan bahwa mafia-mafia sepakbola harus segera dibasmi sampai ke akarnya.
Hal ini seperti angin segar bagi persepakbolaan kita agar kita dapat berbicara lebih banyak di dunia internasional. Muhammad Farhan, salah seorang caleg Nasdem juga turut bersuara tentang isu sepakbola. Dia berpendapat bahwa seharusnya pembibitan pesepakbola Indonesia dilakukan sejak dini. Misalnya dengan program sekolah sepakbola (SBB).
Dia berpendapat bahwa dengan SBB, maka Tim Nasional Indonesia tidak akan pernah kekurangan stock pemain hebat. Dia bertekad memulainya di Jawa Barat di daerah pemilihannya, tempat dia bertarung menjadi calon legislatif DPR RI.
Perjuangan ini tentunya memerlukan komitmen jangka panjang. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Sebagai rakyat, kita harus memulai dari diri sendiri dengan menjadi pendukung yang sportif dan cinta damai. Semua semata-mata demi kemajuan sepakbola Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H