Implementasi Falsafah "Nggahi Rawi Pahu"
Falsafah "Nggahi Rawi Pahu" diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat suku Mbojo. Salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Masyarakat suku Mbojo menghargai pendidikan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas diri dan masyarakat. Mereka berusaha untuk belajar dengan sungguh-sungguh dan mengamalkan ilmu yang telah didapat. Mereka juga menghormati guru sebagai pemberi ilmu dan mengikuti nasihat-nasihatnya. Mereka tidak hanya belajar ilmu pengetahuan, tetapi juga ilmu agama dan ilmu budi pekerti.
Contoh lainnya adalah dalam bidang politik. Masyarakat suku Mbojo menghendaki pemimpin yang jujur, adil, dan amanah. Mereka tidak suka dengan pemimpin yang korup, zalim, dan munafik. Mereka menginginkan pemimpin yang dapat menepati janji-janjinya dan tidak mengecewakan rakyatnya. Mereka juga menginginkan pemimpin yang dapat memberikan contoh yang baik dan tidak sombong. Mereka juga menghormati hak-hak rakyat dan tidak menyalahgunakan kekuasaan.
Falsafah ini tidak hanya berlaku bagi masyarakat Dompu, tetapi juga bagi masyarakat Bima dan suku Mbojo pada umumnya dimanapun mereka berada. Mereka tetap menjaga falsafah ini sebagai pedoman hidup mereka dan tidak mudah terpengaruh oleh budaya atau gaya hidup yang bertentangan dengan falsafah ini. Mereka juga berusaha untuk menyebarkan falsafah "Nggahi Rawi Pahu" kepada generasi muda agar mereka dapat meneruskan nilai-nilai luhur dan mulia yang terkandung dalam falsafah ini.
Relevansi Falsafah "Nggahi Rawi Pahu"
Falsafah "Nggahi Rawi Pahu" masih relevan dan penting untuk diterapkan dalam kehidupan saat ini. Falsafah ini dapat menjadi pedoman dan motivasi bagi seseorang untuk berperilaku baik dan bertanggung jawab atas ucapan dan perbuatannya. Falsafah ini dapat menjadi solusi bagi berbagai masalah sosial yang timbul akibat ketidaksesuaian antara kata dan perbuatan, seperti kebohongan, penghianatan, penipuan, korupsi, dan sebagainya. Falsafah ini juga dapat menjadi ciri khas dan kebanggaan bagi masyarakat suku Mbojo yang memiliki nilai-nilai luhur dan mulia.
Falsafah "Nggahi Rawi Pahu" sesuai dengan ajaran Islam yang mengutamakan kejujuran, keadilan, dan amanah. Islam mengajarkan agar seseorang dapat mengucapkan yang baik atau diam, dan tidak mengucapkan yang buruk atau dusta. Islam juga mengajarkan agar seseorang dapat berbuat yang baik atau meninggalkan yang buruk, dan tidak berbuat yang buruk atau maksiat. Islam juga mengajarkan agar seseorang dapat menunaikan amanah yang dipercayakan kepadanya, dan tidak mengkhianati amanah tersebut. Dengan demikian, falsafah ini sejalan dengan ajaran Islam yang merupakan agama mayoritas masyarakat suku Mbojo.
Falsafah "Nggahi Rawi Pahu" tidak hanya relevan bagi masyarakat suku Mbojo (Bima-Dompu), tetapi juga bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Falsafah ini dapat menjadi salah satu nilai budaya dan agama yang membentuk karakter bangsa yang berkualitas. Dengan mengamalkan falsafah ini, bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang maju, mandiri, dan bermartabat.
Penyusun: Ariansyah. Mahasiswa Magister Pendidikan Sains UNDIKMA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H