Mohon tunggu...
Arianonaka
Arianonaka Mohon Tunggu... -

Penghuni Bilik Imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Apa Hadiah Terindahmu?

21 Mei 2015   18:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:44 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14322069121060516048

[caption id="attachment_366993" align="aligncenter" width="300" caption="http://www.retreatbyrandomhouse.ca/2013/03/pinterest-warms-bookish-hear/"][/caption]

Apa hadiah terindah yang pernah kamu dapatkan?

Mungkin sebagian besar akan menjawab: tas, sepatu, arloji, bunga, cokelat, atau batu akik. Apapun itu, kita punya hadiah terindah menurut versi masing-masing. Jika pertanyaan di atas ditujukan padaku, aku akan menjawab BUKU.

Ada sensasi berbeda yang kurasakan saat mendapatkan hadiah berupa buku. Entah, rasanya stres seketika minggat saat melihat koleksi buku bertambah. Seperti sedang menabung pengetahuan—yang kelak tak hanya berguna untukku—tetapi akan kuwariskan pada anak-cucuku kelak. Bukan hanya buku biografi, novel, antologi cerpen, atau buku motivasi. Buku-buku penting lainnya seperti buku pelajaran saat SD sampai kuliah pun aku kumpulkan, tapi di tempat terpisah. Walau ada yang sudah kekuningan, tapi itu malah menambah kesan keren pada buku tersebut. Malah, aku ingin sekali dihadiahi buku setiap saat, hehe (idih, maunyaa!).

Sebagai hadiah terindah, tentu memerlukan perawatan yang indah juga, dong. Merawat buku tak begitu sulit, kok. Aku punya beberapa tips untuk merawat buku agar lebih awet. Cekidot:

1.Pada saat pertama kali membeli atau memperoleh buku, periksa dahulu apakah buku tersebut mempunyai kertas yang mudah terlepas. Untuk mengantisipasi, gunakan stapler atau paku buku untuk lebih merekatkan tiap kertasnya.

2.Beri sampul plastik (bukan beras plastik, ya!) agar sampulnya terhindar dari kotoran duniawi (apa coba?! Wkwk). Sebelum diberi sampul plastik, bersihkan permukaan buku dengan tisu atau kain. Jangan lupa, sampul plastiknya juga dibersihkan, ya.

3.Letakkan buku dalam rak yang sebelumnya telah diberikan kapur ajaib (kapur barus) agar tidak dikemuni rayap, setelah itu diletakkan dengan posisi berdiri. Kalau aku biasanya meletakkan buku berukuran kecil dengan posisi berdiri. Sedangkan, buku berukuran besar seukuran skripsiku yang belum kelar-kelar (curcol) kuletakkan terlentang(?) di rak. Tapi, kembali lagi dengan pemiliknya, apakah mau memposisikan bukunya dengan gaya berdiri, terlentang atau kayang misalnya (wkwkwk). Lebih bagus kalau raknya memiliki pintu agar terhindar dari debu.

4.Biasanya ada buku yang memiliki pembatas dari penerbitnya. Bagi buku yang tidak memiliki pembatas, disarankan untuk membuatkan pembatas. Tujuannya agar setelah dibaca, buku tidak dilipat untuk menandai bacaan.

5.Setelah membaca, segera simpan buku pada rak. Bagi yang memiliki balita atau adik yang masih kecil tentu harus waspada siapa tahu bocah-bocah itu khilaf dan tak sengaja melakukan aksi corat-coret pada buku kesayangan kita.

6.Jika ada yang ingin meminjam buku pada kita, tegaskan peraturan di atas agar si peminjam juga turut merawat buku tersebut. Seringkali aku kesal jika buku yang dipinjam kembali dalam kondisi mengenaskan. Hiks…hiks…

Hehe…, sekian tips (yang mungkin enggak jelas) dariku. Semoga bermanfaat, yaa.

-Arianonaka-

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun