Mohon tunggu...
Arianonaka
Arianonaka Mohon Tunggu... -

Penghuni Bilik Imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Malam Cinta Mappasiduppa

18 Mei 2015   12:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:52 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14319275211277827041

16 Mei 2015, MACCARITA ke-4 (Malam Baca-Rangkai Puisi Kita) kembali diselenggarakan dengan tema Malam Cinta Mappasiduppa. Maccarita adalah bahasa Bugis yang artinya bercerita. Sedangkan Mappasiduppa artinya mempertemukan. Acara malam baca puisi yang diadakan sekali sebulan ini berlangsung di rumah salah satu anggotanya yang akan menikah esok hari tanggal 17 Mei 2015. Biasanya, suku Bugis mengadakan malam Mappacci sebelum akad nikah dilangsungkan. Mappacci merupakan tradisi suku bugis yang berarti membersihkan. Dilakukan dengan cara mengusapkan daun pacci (daun pacar) di atas telapak tangan calon mempelai diiringi dedoa dari yang mengusapkannya. Usai Mappacci, teman-teman Parepare Menulis melangsungkan pembacaan puisi di atas panggung yang telah dibuat sebelumnya, berlatar kain hitam dan diberi pencahayaan sehingga terkesan lebih greget. Selain baca puisi, ada juga penampilan musik dari beberapa tamu. Pokoknya malam itu penuh dengan puisi cinta!

Nah, berikut adalah puisi yang kubacakan di MACCARITA ke-4.

SEANDAINYA

Andai saja aku mampu mencintaimu, mungkin keadaan tak akan seperti ini

Tapi, aku khawatir kelak perasaanku hanya akan mendatangkan kemarau berkepanjangan

Menepis tawa di bibirmu, merobek kenangan yang pernah kita lukis bersama , dan membuat kering tutur kata

Aku tak mau hal itu terjadi

Andai saja aku mampu, akan kucintai kau saat ini juga dengan segala keterbatasanku

Tapi untuk apa?

Itu terlalu cepat kulakukan hanya untuk menikmati bahagia yang mungkin saja tak sampai seperempat usiaku

Bagiku, bertemu denganmu saja sudah cukup, tak perlu muluk-muluk

Walaupun aku tahu, pertemuan kelak harus dibayar dengan perpisahan

Perpisahan yang membuat rindu lupa untuk pulang

Andai saja aku mampu mencintaimu, tidak sulit bagiku untuk menyatakan cinta setiap hari

Atau menyimpan fotomu di antara lembaran buku yang kubaca, andai saja

Tapi, aku tak pernah menutup pintu untuk sebuah harapan kalau saja cinta datang tiba-tiba

Tapi, Tuhan hanya memberiku kemampuan untuk sekadar merindukanmu saja

Andai saja aku mencintaimu, mungkin separuh bulan tak akan sembunyi malam ini

(Bilik Imajinasi, 16. Mei. 2015)

Arianonaka

Yeah, hahaha. Sekian *malu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun