Hingga saat ini beras masih menjadi bahan makanan pokok di berbagai daeah di Indonesia. Menurut Agustina (2008), kondisi negara yang makanan pokonya hanya bergantung pada satu jenis  makanan pokok saja (dalam hal ini beras).Â
Hal ini dikarenakan pandangan mayoritas masyarakat Indonesia beranggapan bahwa makan nasi lebih kenyang. Namun akibatnya akan menghadapi masalah bila terjadi gangguan pada sistem produksi dan distribusi. Oleh karena itu diversifikasi pangan menjadi sangat penting artinya.
Salah satu bahan diversifikasi pangan yang dapat dipilih yaitu jagung (Zea mays L.). Jagung dipilih karena menurut Direktur Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan), Bambang Sugiharto produksi jagung dalam negeri di tahun 2018 melebihi kebutuhan sehingga surplus 272 ribu ton di tahun 2018 ini. Jagung bisa dipilih karena nilai gizinya tinggi, dalam 100 gram jagung terdapat energi 154 kilokalori.Â
Jagung juga mengandung antioksidan dan kaya betakaroten sebagai pembentuk vitamin A. Tak hanya itu, jagung merupakan sumber asam lemak esensial linolenat yang penting untuk pertumbuhan dan kesehatan kulit, dan juga kaya akan serat. Namun seringkali terjadi kasus tentang malnutrisi jagung jika di konsumsi sebagai makanan pokok. Hal ini dikarenakan pada kandungan gizi dalam jagung belum dapat memenuhi asupan gizi tiap hari.Â
Salah satu gizi yang belum terpenuhi yaitu protein. Protein sangat dibutuhkan pada fase pertumbuhan pada anak-anak. Maka dari itu munculah jagung varietas baru yaitu jagung QPM (Quality Protein Maize). Dikutip dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, keunggulan dari jagung QPM kandungan protein yang berupa lisin dan triptofan lebih tinggi.
Jagung yang dikonsumsi sebagai makanan pokok biasanya jagung putih atau kuning, bukan jagung manis. Jagung yang telah tua dan kering, setelah ditumbuk kasar dibuat nasi jagung, yang masih agak muda dan segar direbus atau dibakar. Nasi bisa dibuat dari beras jagung atau tepung jagung kasar.Â
Beras jagung siap olah umumnya banyak dijual di pasar tradisional, berbentuk butiran-butiran kecil seperti beras pecah. Beras jagung dibuat dari jagung tua kering yang ditumbuk hingga menjadi butiran-butiran kecil. Selain itu beras jagung sendiri memiliki harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan harga beras. Dalam mengkonsumsi jagung juga harus diimbangi dengan aneka kacang yang memiliki kandungan asam amino, agar tidak terjadi malnutrisi.
Jika jagung bisa menjadi makanan pokok selain beras, maka saat produksi beras menurun dan tidak dapat memenuhi konsumsi dalam negri, maka jagung bisa menjadi alternatif sumber karbohidrat yang mengenyangkan. Selain itu juga kandungan gizi dalam jagung tidak beda jauh dengan beras pada umunya.
daftar pustaka:Â
Agustina, F. 2008. Kajian Formulasi Dan Isotermik Sorpsi Air Bubur Jagung Instan. Tesis.