Mohon tunggu...
Briliani Ayu
Briliani Ayu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tomat Ungu yang Selalu Segar

11 April 2018   00:08 Diperbarui: 11 April 2018   00:14 1563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tomat merupakan tanaman sayuran yang sering dikonsumsi dalam bentuk segar atau dicampur menjadi olahan lauk dikarenakan banyak kandungan vitamin dan gizi yang tinggi. Namun tomat memiliki kelemahan yaitu jika setelah dipanen tidak cepat diolah maka kesegarannya akan turun dan layu.

Memang ada sistem pengemasan yang dapat dilakukan untuk menjaga sayur tomat dari kelayuan dan kebusukan namun tidak bertahan terlalu lama, maka dibentukan sebuah varietas baru yaitu tomat ungu.

Para ilmuwan telah mengembangkan salah satu varietas tomat yang masa simpannya lebih panjang. Varietas tomat yang masa simpannya lebih panjang adalah tomat ungu (Lycopersicum esculentum L. Var Indigo Rose). Tomat ungu hasil rekayasa genetik memiliki masa simpan yang lebih panjang, yakni dari 21 hari menjadi 48 hari.

Seperti dimuat di jurnal Current Bology, anthocyanin di dalamnya dapat memperlambat proses pematangan yang menyebabkan pembusukan dan bonyok. Hasilnya adalah tomat yang tahan lama dan memiliki rasa enak. Selain itu, tomat ungu juga tidak rentan terhadap salah satu penyakit pasca panen yang paling penting, yaitu jamur abu-abu yang disebabkan Botrytis cinerea.

Alasan tomat ini berwarna ungu dikarenakan terjadi persilangan antara terong ungu sebagai jantan agar medapatkan hasil anakan yang fenotipnya ungu dan tomat merah menjadi betina. Selain itu tidak hanya dengan terong ungu untuk mendapatkan warna ungu untuk sebuah tanaman transgenik, persilangan dengan tanaman yang memiliki anthocyanin yang menyebabkan kemunculan warna ungu.

 Keuntungan tanaman transgenik adalah tanaman menjadi tahan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem dan hama tertentu, hasil yang lebih melimpah, dan makanan dapat direkayasa supaya memiliki rasa yang enak dan menyehatkan.

Tetapi ada kerugian dari tanaman trasngenik ini yaitu adanya ancaman persaingan terhadap komoditas serupa yang dihasilkan secara konvensional, kemungkinan munculnya toksisitas baru pada tanaman yang direkayasa, potensi pergeseran gen, potensi pergeseran ekologi, dan lain-lain.

#FPBUKSW #MajuKitaSemuaMajuIndonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun