Sebelum memasak nasi, biasanya kita mencuci berasnya terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar beras bersih dari kulit yang masih tersisa, sisa gabah, serangga kecil pemakan beras, dan butiran kerikil yang terlihat atau kotoran lainnya. Biasanya air cucian beras akan dibuang karena air tersebut dianggap kotor dan tidak berguna. Namun, sebenarnya air cucian beras mengandung beberapa nutrisi yang dibutuhkan tanaman dan dapat membuat tanaman dan tanah menjadi lebih subur.
Saat mencuci beras, biasanya air cucian pertama akan berwarna putih keruh. Warna putih keruh itu menunjukkan bahwa lapisan terluar dari beras ikut terkikis. Meskipun banyak nutrisi yang telah hilang, namun pada bagian kulit ari masih terdapat sisa-sisa nutrisi yang sangat bermanfaat. Misalnya unsur fosfor (P), salah satu unsur utama yang dibutuhkan tanaman dan selalu ada dalam pupuk majemuk tanaman semisal NPK. Fosfor berperan dalam memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran yang baik dari benih dan tanaman muda. Nutrisi lainnya adalah zat besi yang penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil) juga berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein. Selain itu kulit ari juga mengandung vitamin, mineral, dan fitonutrien yang tinggi. Vitamin sangat berperan dalam proses pembentukan hormon dan berfungsi sebagai koenzim (komponen non-protein untuk mengaktifkan enzim).
Oleh karena itu, air cucian beras hendaknya jangan dibuang. Mari kita memanfaatkan air beras untuk menyuburkan tanah dan tanaman. Cara memanfaatkannya yaitu, pertama kita harus menampung air cucian beras dan didiamkan selama 1-2 menit. Airnya ditampung di botol bekas air mineral atau ember. Lalu disiramkan ke tanah dalam pot atau tanah di pekarangan rumah. Saat kita menyiramkan air cucian beras, jangan sampai mengenai daun atau bunga dari tanaman. Walaupun air cucian beras tidak berbahaya, tetapi air akan meninggalkan bercak-bercak putih yang dapat mengurangi keindahan tanaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H