Mohon tunggu...
Ariani Selviana
Ariani Selviana Mohon Tunggu... -

Menulis adalah cara cerdas untuk "curhat"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mencintai Hingga Terluka…Haruskah?

26 Mei 2014   06:40 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:06 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Just Alvin , Metro TV ( edisi 25 Mei 2014) bertajuk “ In God’s Hand” mendatangkan tamu selebriti yang akan dikorek yakni Puput Melati, Ben Kasyafani, dan si koki cantik Farah Quinn. Mereka memiliki kasus yang sama : nasib pernikahan yang pahit. Namun, memiliki kadar konflik dan respons yang berbeda.Puput yang terbungkus diplomasi, Ben yang mencoba tegar namun ‘ngarep’ . dan Farah yang enteng banget.

Teringat nasihat orang tua yang selalu menggarisbawahi bebet-bobot-bibit saat kita mencari calon pasangan hidup. Lalu apakah mereka yang gagal mengenyampingkan hal itu ?

Mencintai is a gift, artinya menjadi sebuah hakikat manusia. Cikal bakal kita pun karena letupan cinta Adam terhadap Hawa, karena cinta Ayah dan Ibu kita. Cinta jenis apa ? Eros, agape, philio, atau storge ?

Secara mendasar keempat jenis cinta itu ada dalam diri manusia, yang mem-drive-nya adalah aksi dan reaksi. Saat pria jatuh cinta kepada wanita atau sebaliknya , tentu saja didominasi cinta eros. Cinta yang diwarnai romansa yang membuat gairah meletup. Letupan itulah yang kemudian memicu adrenalin, libido, dan hormon seks lainnya untuk saling menyayangi sebagai pasangan. Sementara jenis cinta yang lain bisa dikategorikan sebagai unconditionally love sebagai cinta persahabatan(philio) , cinta Tuhan kepada umat-Nya (agape) dan dan cinta orang tua (storge)

Eros seolah menjadi cinta yang paling bersalah dalam menggoreskan luka. Pada kasus Puput Melati , misalnya bagaimana cinta eros yang tumbuh di benaknya terhadap UGB (timbal balik ) yang kemudian membuatnya menutup mata, menyederhanakan proses penerimaan, fokus pada yang kasat mata saja. Gempuran romansa dan gairah terkadang membius mata kita terhadap penelusuran bibit-bobot-bebet pasangan kita. Sampai sesuatu yang tak teduga terjadi, baru kita akan akan ‘ngeluh galau dan nyesek : “ Saya gak tau kalau ternyata dia seperti itu ““ Saya gak nyangka dia bisa begitu!”“ Saya tertipu!”

Eros memang cinta romansa yang penuh gairah. Pemicu utamanya ketertarikan fisikal dan emosional yang kuat . Ketika ketertarikan fisik dan emosi itu semakin kuat maka akan melemahkan nalar dan logika. Pokoknya gimana nanti bukan nanti bagaimana.

Saya sangat prihatin kepada Puput, ketika Alvin –sang host- mewawancarinya, mantan penyanyi cilik ini tak bisa menyembunyikan perasaan. Sekalipun kalimat-kalimat tawakal keluar dari bibir manisnya, namun rasa sesal tersirat di roman wajahnya, “ Terus terang saya gak tau persis urusan Pak Ustad karena sudah ada staf yang mengurusinya. “ . Di bagian lain , “ Antara saya dan UGB memang sangat kurang komunikasi.” Artinya , Puput tidak mengenal dengan baik lelaki yang bakal menjadi teman hidupnya.

Cinta eros memang mampu melemahkan logika. Sebagaimana pula yang ditegaskan Agnes Monica dalam lagunya Cinta tak Ada Logika. Eroscinta rasa nano-nano yang asam, manis, pahit, pedasnya bikin nikmat. Namun, bukan berarti kita boleh mengulumnya terus sampai tersedak. Perlu seteguk air agar aneka rasa itu melted dan berbaur hingga nikmatnya meresap dan menetap di lidah.

So…mari kita mencintai tanpa harus terluka dalam. Hati boleh menggebu , tetapi logika harus tetap wake up. Jangan berani berjanji untuk sesuatu yang masih misteri, jangan berani memberi bila tak ingin terlanjur. Jangan berani kawin bila belum nikah. Kenali , telusuri, dan doakan. Bila memang jodoh, Tuhan yang akan mendekatkan. Jangan sampai didekatkan oleh hamil dan hansip!! Mari kita ciptakan generasi berkualitas dari keluarga yang berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun