Saya sesungguhnya tidak tertarik membahas politik. Otak saya sudah kadung teracuni stigma bahwa politik itu kotor, korup, money oriented,dan penuh kamuflase. Siapa saja para kader yang mengaku dirinya bersih, visi dan misinya "full kebangsaan oriented", tetap saja sulit menghapus stigma negatif itu.Sama halnya, ketika -tanpa berniat- saya menonton the first person of Golkar, duduk manis mendampingi Capres ( Prabowo) dan Cawapres ( Hatta Rajasa) dalam sebuah konferensi pers di salah satu TV swasta, Senin,19 Mei 2014. Mereka berdua (ARB dan PS) mendeklarasikan bahwa dasar koalisi itu bukan karena deal-deal politik tetapi kesamaan visi dan misi dalam mengayuhkan bahtera Indonesia di tengah lautan dunia yang semakin kompetitif.
Ekspresi mereka memancarkan ketulusan, sepertinya. Namun, track record mereka mendatangkan keraguan. Masih segar dalam ingatan, kasus tabrak ngantuk( gantinya tabrak lari hehe..) anaknya bung Hatta yang hilang dibawa angin.Tentu berkat campur tangan kekuasaan sang ayahanda; Masa kelam kedinasan Sir Prabowo, dan kotornya Bang Ical bermain lumpur. Actions speak louder than words, Sir!!
Tapi, saya bukan Tuhan yang berhak menghakimi kalian. Manusia bisa saja terjatuh, dan mungkin sekali menyadarinya dan berniat menebus dosa. Seandainya kalian terpilih jadi R1,R2,R3,R4 dan R lainnya. Pegang amanah rakyat ya! Yang paling penting adalah pegang amanah dari Tuhan. Jadi ingat istilahnya si Raja Minyak,Ruhut Sitompul : "Suara rakyat adalah suara Tuhan". Please …be a servant leaders.Jangan kotori tangan kalian dengan darah kami yang merana karena ketidakadilan. Selamat berharap dan berusaha menjadi Presiden!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H