Mohon tunggu...
Ariani Kartika
Ariani Kartika Mohon Tunggu... Freelancer - Sudah keluar dari pekerjaan 9-5

Suka menulis dan membuat sabun artisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kekasih Suami Ratri

9 Januari 2024   05:45 Diperbarui: 9 Januari 2024   06:16 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam sudah larut, tapi Ratri tetap terjaga menunggu suaminya pulang. Sepi. Hanya hening suara gelap malam yg terdengar kosong. Untuk kesekian kalinya dia menengok jam dinding, sudah hampir jam 11 malam.

Awalnya Ratri  berpikir bahwa setelah menikah suaminya akan melupakan kekasihnya. Tapi ternyata janji pernikahan yang sakral tidak mampu memutus ikatan cinta mereka.

Dulu suaminya bilang, dia ingin wanita pintar dan lembut untuk menjadi ibu anak-anaknya. Bukan yang garang sedikit binal dan bersuara keras dan berat seperti kekasihnya.

Namun setelah Ratri memberinya dua  anak, tetap saja suaminya kembali ke kekasihnya. Ratri akhirnya menyerah. Dia biarkan suami sesekali pergi dengan kekasihnya.

Kadang suaminya dilanda suntuk . Beban pekerjaan, masalah di kantor, semua itu membuat kepalanya seperti mau meledak. Hanya kekasihnya yg mampu  melonggarkan katup untuk melepaskan tekanan.

"Dia cuma kekasihnya, aku isterinya. Aku adalah tempat dia pulang." Begitu selalu  Ratri berucap.

Deru suara  motor  terdengar. Suara makin keras dan berhenti tepat di depan rumahnya. Ratri  beranjak dan membuka pintu.

"Apakah sekarang kepalamu lebih ringan setelah berjalan-jalan dengan kekasihmu?"tanya Ratri menyambut suaminya.

Suaminya tersenyum, memeluk lalu mencium. Malam itu  Ratri tidur lelap dalam pelukan suaminya.

Sementara kekasih  suaminya tidur di parkiran. Kedinginan tanpa selimut. Untung ada Oji kucing tetangga yang numpang tidur diatasnya. Setidaknya ada sedikit kehangatan untuk melawan angin malam yang dingin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun