Mohon tunggu...
Ariana Maharani
Ariana Maharani Mohon Tunggu... Dokter - MD

Pediatric resident and postgraduate student of clinical medical science at Universitas Gadjah Mada, Instagram: @arianamaharani

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Menyoal Alokasi Dana Stunting

9 Desember 2023   23:46 Diperbarui: 10 Desember 2023   06:46 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengukuran berat dan tinggi badan anak balita secara berkala memantau perkembangan anak sekaligus mengantisipasi tengkes (stunting). Foto: KOMPAS/NINA SUSILO

Pengentasan stunting merupakan salah satu tantangan utama dalam pembangunan kesehatan di negara kita, Indonesia. Stunting, yang terjadi akibat kekurangan gizi kronis pada anak-anak, dapat menyebabkan dampak baik jangka pendek maupun jangka panjang terhadap pertumbuhan fisik maupun perkembangan kognitif anak hingga pada akhirnya mempengaruhi kualitas sumber daya manusia Indonesia. 

Oleh karena dampak stunting yang dapat mengancam kemajuan suatu bangsa, alokasi dana yang tepat dan efisien untuk penanggulangan stunting menjadi suatu kebutuhan yang sangat mendesak. 

Alokasi dana yang tepat dan efisien harus dimulai dengan identifikasi prioritas dan kebutuhan lokal. Penulis menyadari bahwa setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga penting untuk melakukan identifikasi mendalam terkait kebutuhan lokal guna menyusun prioritas atau dengan kata lain guna memahami faktor-faktor yang memengaruhi stunting di tingkat lokal. 

Dana harus dialokasikan sesuai dengan kebutuhan spesifik setiap wilayah, seperti pencegahan kekurangan gizi, peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan, dan edukasi gizi bagi masyarakat.

Alokasi dana yang tepat untuk stunting harus fokus pada penguatan sistem kesehatan dasar. Puskesmas dan posyandu menjadi ujung tombak dalam pencegahan stunting. 

Dengan demikian, salah satu aspek kunci dalam upaya mengentaskan stunting ialan dengan meningkatkan peran dan kualitas pelayanan Puskesmas serta Posyandu, yang merupakan garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat. 

Begitu strategis peran Posyandu dan Puskesmas dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting mengingat mereka merupakan pintu gerbang utama pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya dalam hal ini ialah kepada anak-anak dan ibu hamil. 

Alokasi dana stunting untuk Puskesmas salah satunya dapat ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang kesehatan. Pelatihan dan pendidikan bagi petugas kesehatan di Puskesmas, terutama bidang gizi dan kesehatan anak, menjadi kunci mengingat para tenaga kesehatan merupakan motor dibalik program pengentasan stunting ini. 

Petugas kesehatan yang terampil dapat memberikan informasi yang akurat dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat terkait gizi dan dengan demikian masyarakat dapat mengetahui apa saja hal-hal atau faktor-faktor terkait nutrisi atau kesehatan yang berkontribusi terhadap stunting, yang dapat dicegah di tingkat keluarga.

Fasilitas dan peralatan di Puskesmas juga memegang peranan penting dalam upaya penanggulangan stunting. Alokasi dana dapat digunakan untuk meningkatkan infrastruktur, memperoleh peralatan yang lebih canggih, dan menghadirkan fasilitas yang mendukung, seperti ruang konsultasi gizi dan ruang stimulasi tumbuh kembang anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun