Tepat beberapa menit sebelum saya memulai tulisan ini, saya telah menyelesaikan satu episode drama korea yakni episode pertama drama berjudul Extraordinary Attorney Woo.Â
Drama ini telah menayangkan 2 episode dari total 16 episode. Ditayangkan di platform Netflix untuk pemirsa internasional.Â
Sebelum bercerita lebih lanjut terkait kesan pertama saya mengenai drama korea ini, berikut sinopsis "Extraordinary Attorney Woo" yang saya kutip dari situs web asianwiki.com, agar anda dapat mendapat gambaran mengenai drama yang sedang saya gemari ini.
"Woo Young-Woo (Park Eun-Bin) adalah sangat pintar dan dia juga memiliki gangguan spektrum autisme. Dia selalu mengingat dengan baik apa yang dia lihat, tetapi dia kurang dalam keterampilan sosial dan empati. Woo Young-Woo mulai bekerja sebagai pengacara magang di sebuah firma hukum besar.Â
Saat bekerja di sana, dia menghadapi prasangka dan irasionalitas terhadapnya, tetapi dia memecahkan kasus dengan perspektif uniknya sendiri dan tumbuh sebagai pengacara."
Perpaduan dua topik yang dibawakan penulis drama pada drama ini membuat saya tak perlu berpikir panjang untuk segera menontonnya, yakni topik terkait tumbuh kembang anak dan topik terkait hukum.Â
Topik-topik tersebut membuat saya kiranya akan siap menjadi spons cuci piring selama 2 bulan ke depan, alias begitu siap untuk menyerap ilmu sebanyak-banyaknya terkait tumbuh kembang, psikologi, perkembangan saraf, dan kasus-kasus hukum pidana, perdata, yang sudah tercium baunya saat saya menonton teaser drama ini di laman Youtube Netflix beberapa minggu yang lalu.
Episode satu dihadirkan dengan begitu menarik, dimulai dengan ayah Woo Young-Woo yang membawa Young-Woo ke dokter anak dan sejak itu ayahnya mengetahui bahwa anaknya memiliki suatu keadaan yang disebut dengan autism spectrum disorder atau ASD atau gangguan spektrum autisme.Â
Selain itu, ayahnya menyadari Young-Woo adalah seorang anak yang jenius. Ia mampu menghafalkan seluruh isi buku mengenai hukum pidana yang dimilikinya. Young-Woo digambarkan sebagai sosok yang tak tahan bila melihat susunan barang-barang di kamarnya tak tersusun secara simetris, maka ia akan membetulkannya hingga menjadi benar-benar simetris.Â
Lalu ia digambarkan juga sebagai sosok yang tidak dapat memahami emosi lawan bicara, sehingga ayahnya memberikan poster bergambar berbagai macam emosi dan deskripsinya, untuk perlahan-lahan ia pelajari. Ia digambarkan sebagai sosok yang memiliki ketertarikan yang begitu spesifik pada suatu hal yakni ikan paus.Â
Apapun yang dibicarakan lawan bicara, pada akhirnya Young-Woo dapat menyangkutpautkannya dengan ikan paus. Setiap kali membahas tentang ikan paus, ia akan begitu senang dan antusias dan dapat menjabarkan berbagai macam spesies ikan paus yang ada di seluruh dunia.Â