Mohon tunggu...
Ariana Maharani
Ariana Maharani Mohon Tunggu... Dokter - MD

Pediatric resident and postgraduate student of clinical medical science at Universitas Gadjah Mada, Instagram: @arianamaharani

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Dokter Internship di Puskesmas, Dilema Mengimbangi Kuantitas dengan Kualitas

5 Juni 2022   16:20 Diperbarui: 7 Juni 2022   17:45 2476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Dokter Internship. (sumber: PEXELS/MART PRODUCTION  via kompas.com)

"Sama-sama Pak.." jawabku. Aku hanya melempar senyum.

Dan lalu beliau memberikan ku serenteng serbuk minuman sachet dan aku berakhir memandangi serbuk minuman tersebut setelah poli umum usai. 

Dan setelah itu aku datang kepada Ibu administrasi Puskesmas yang biasanya mencatat di hari itu dokter A menangani berapa pasien, dokter B berapa pasien...

"Ibu, mohon maaf kecepatan saya masih sangat-sangat lamban, sehingga mungkin membuat ibu dan teman-teman menunggu poli umum berakhir lebih lama.." ucapku sambil menghaturkan kedua tanganku ke depan.

"Tidak apa-apa dok." Sahut mereka. Tak hanya ibu administrasi yang menjawab permintaan maafku, teman-teman administrasi yang ternyata turut mendengar permintaan maafku ikut menjawab, dan membuatku tersipu malu.

Kulihat dari daftar rekap yang mereka buat, aku hanya menangani 15 pasien sedari pagi jam 8 hingga kira-kira pukul 1 siang. Dan dokter definitif (dokter non-internship) yang berjaga waktu itu juga ternyata menangani 25 pasien. 

Aku sungguh malu. Memang kecepatanku layaknya siput... "Ini total pasiennya termasuk sedikit dok, biasanya hari-hari sebelumnya, pasien poli umum hingga total 60-70. Hari ini 40 hanya setengahnya dok." mereka berbagi info kepadaku.

Di perjalanan pulang menuju Rumah Dinas Dokter Internship, aku merenungi kisah bahagia nan sedih hari ini. Kisah bahagia aku diberi hadiah yang terlihat sederhana namun bermakna luar biasa, saat seorang pasien begitu bahagia aku periksa penyakitnya apa. 

Di sisi lain, aku sedih, menghadapi realita bahwa banyak sekali pasien yang berobat di Puskesmas, membuat kita sebagai dokter mau tidak mau harus meningkatkan kecepatan pelayanan, bukan tidak mungkin akan mengurangi kualitas saat memeriksa maupun mengedukasi pasien.  

Entah banyak sekali pasien ini karena Puskesmas di Indonesia yang memang jumlahnya kurang banyak? Ataukah sudah cukup banyak namun persebarannya tak merata? 

Ataukah sudah banyak dan merata, tapi tindakan promotif dan preventif di masyarakat memang sangat kurang sehingga Puskesmas nampak bergeser posisi dari tahtanya sebagai pemegang promotif preventif namun sudah seperti fasilitas kesehatan tingkat sekunder/rujukan yang sifatnya mengobati alias kuratif?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun