Heung Ming Son. Mungkin nama ini tidak terlalu menjadi sorotan publik ketika menjadi bintang kemenangan bagi Leverkusen saat menaklukan Zenit St. Petersburg dalam lanjutan group stage liga champion kemarin. Ia mencetak dua gol dalam laga yang berakhir dengan skor 1-2 tersebut. Satu dari dua gol itu ia lesakkan dengan indah. Dengan hasil ini Leverkusen bertengger di puncak klasemen grup C dan berpeluang besar lolos ke fase knock out.
Lahir di Chuncheon , Gangwon pada 18 juli 1992 (usia sekarang 22 tahun) , Heung Min Son muda meninggalkan Dongbuk High School FC di Seoul pada saat usianya 16 tahun dan bergabung dengan akademi remaja Hamburger SV di Jerman. Tentunya ini hal menarik bagaimana tim sekelas Hamburg mendatangkan pemain asal Asia di usia muda , sesuatu yang jarang kita dengar pada saat itu.
Di Hamburg , ia melakoni musim sebagai pemain profesional dimusim 2010/2011 saat berusia 18 tahun , dan menjalani laga debut pada 27 oktober saat melawan Eintracht Frankfurt dalam ajang DFB Pokal. Son menjalani partai perdananya di Bundesliga melawan FC Koln dan langsung mencetak satu gol menjadikannya pencetak gol termuda di Bundesliga bagi Hamburg , mengalahkan rekor yang dipegang selama 39 tahun oleh Manfred Kaltz. Sementara dilevel Internasional , ia membuat debut bersama Korea Selatan pada tahun 2010 dan mencetak gol pertamanya pada gelaran piala Asia 2011 melawan India.
Selama tiga musim bersama Hamburg , Son mebukukan 78 kali penampilan , mencetak 20 gol dan 3 assist. Statistik yang cukup bagus yang membuatnya diincar banyak klub dari liga Inggris dan juga beberapa klub besar lainnya di musim terakhirnya bersama Hamburg.
Sempat menjadi incaran banyak klub dan menolak Borussia Dortmund , Son akhirnya memilih untuk berlabuh di Bayer Leverkusen dengan biaya transfer sebesar 10 juta euro. Menurutnya Leverkusen adalah klub yang tepat untuk mengembangkan karir sepakbolanya. Ia di proyeksikan sebagai pengganti Andre Schurrle yang hijrah ke Chelsea.
Di musim pertamanya bersama Leverkusen , Son tampil cukup gemilang dengan melesakkan 12 gol dan 7 assist dari 47 penampilan. Sebuah perolehan yang fantastis bagi seorang pemuda Asia yang pada saat itu berusia 21 tahun. Dan di musim 2013/2014 inilah pemain dengan postur tubuh 183 cm ini mengukir sejarah dengan menjadi pemain Korea Selatan pertama yang mencerak hattrick di kompetisi top level Eropa. Ia melesakkan trigol tersebut ke gawang Hamburg SV , klub yang telah membesarkan namanya. Ironis memang. Sang pemain sempat mengutarakan kesedihannya setelah laga itu. Berkat penampilan apiknya tersebut , Â Leverkusen dibawanya ke posisi 4 klasemen akhir Bundesliga.
Sementara di musim ini , Heung Min Son masih berjuang membawa timnya ke empat besar Bundesliga. Saat ini Leverkusen berada di posisi ke 5 dengan 16 poin hasil dari 10 pertandingan. Sedangkan di liga champion Leverkusen berpeluang lolos ke babak 16 besar dengan bekal 9 poin dari 4 laga yang sudah mereka jalani. Secara keseluruhan , di musim yang masih bergulir ini , Son sudah mengemas 10 gol dan 2 assist bagi tim yang berjuluk Werkself. Bisa dibilang ia telah melangkah tepat dengan memilih Leverkusen. Karena klub ini memiliki filosofi yang mengutamakan pemain muda berkualitas. Son bisa saling bahu-membahu bersama pemain muda berprospek cerah lainnya seperti Hakan Calhanoglu dan juga Karim Bellarabi untuk membawa timnya berbicara banyak di kompetisi domestik maupun Eropa.
Pemain yang pernah mendapatkan penghargaan sebagai pemain terbaik Korea Selatan pada tahun 2013 ini mempunyai beberapa kelebihan yang membuat ia dijuluki Cristiano Ronaldo dari Korea. Son bisa bermain disemua posisi penyerangan , baik sebagai penyerang , second striker , winger , maupun gelandang serang. Kelebihan lainnya adalah kemampuan kaki kiri dan kaki kanannya sama baiknya. Sebagai pemain yang menempati pos penyerangan , ia bisa dibilang cukup komplit. Dibekali kecepatan , kemampuan olah bola yang baik serta finishing yang bagus dan juga ia tipe pemain pekerja keras khas Korea Selatan. Dengan kemampuannya tersebut bukan tidak mungkin Son bisa melampaui seniornya terdahulu Park Ji Sung , mengingat usianya yang masih muda dan masih bisa terus mengembakan dirinya.
Untuk karir Internasional , Son merupakan salah satu skuad inti di piala dunia Brazil kemarin. Ia digadang-gadang sebagai salah satu pemain muda yang akan bersinar di piala dunia tersebut. Namun pada akhirnya ia hanya mampu mencetak satu gol dari 3 penampilan , dan gagal membawa Korea Selatan ke fase gugur. Mungkin ini adalah dampak dari kurangnya kesempatan Son bermain di level internasional , seperti yang pernah diutarakan oleh mantan pelatih Korea Selatan Cho Kwang Rae. Sang pemain pun pernah melewatkan kesempatan untuk bermain di olimpiade London 2012 dan lebih memilih untuk berlatih bersama Hamburg. Ia berujar ‘’ Di Korea , bermain di olimpiade adalah hal yang spesial , tetapi aku ingin meningkatkan diri untuk Hamburg’’. Aneh memang. Berbeda sekali dengan kebanyakan pemain yang ingin membela negaranya di pentas internasional. Yang terbaru , Son dilarang klubnya untuk membela Korea Selatan di ajang Asian Games September kemarin yang diselenggarakan oleh negaranya. Padahal federasi sepakbola Korea sudah meminta Leverkusen untuk melepasnya. Klub beralasan bahwa Asian Games bukanlah ajang resmi dari FIFA dan tidak ingin kehilangan pemainnya itu dienam pertandingan. Sungguh disayangkan memang. Karena di ajang tersebut (cabang olahraga sepakbola) Korea Selatan memperoleh medali emas dan semua pemainnya terbebas dari wajib militer negara.
Di tim nasional , Heung-Min Son telah mencatatkan 30 kali penampilan resmi menorehkan 5 gol dan satu assist. Catatan ini tentu masih akan terus bertambah dan ia juga harus berbenah untuk meningkatkan permainannya di pentas internasional. Sebagai seorang striker , catatan diatas masih terbilang standar.
Mampukah Heung Min Son menjadi rising star dari Asia seperti yang pernah dilakukan oleh kompatriotnya Park Ji Sung ? Patut dilihat perkembangannya dalam beberapa musim kedepan. Jika ia bisa terus berkembang dan konsisten , tentu akan banyak klub-klub besar mengantri untuk mendapatkan servisnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H