Mohon tunggu...
Robertus Arian Datusanantyo
Robertus Arian Datusanantyo Mohon Tunggu... Dokter -

Dokter, sedang menempuh pendidikan spesialis di Universitas Airlangga Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mencuri Pulsa Menggugat Suara Hati

12 Oktober 2011   17:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:02 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika SD dulu, di buku PMP (Pendidikan Moral Pancasila), ada ilustrasi pedagang gula yang menambahkan kepingan uang logam pada satu sisi timbangannya dan menarik untung secara tidak jujur. Relevan saya ingat ketika di jaman modern dengan kemajuan teknologi sepesat ini ternyata orang mengambil keuntungan tidak sah dengan mencuri "pulsa" pengguna telepon seluler. Makin pusing ketika operator telekomunikasi, content provider, dan regulator semua sibuk membela diri. Dewan Perwakilan Rakyat mau bikin Panja atau Pansus, suatu kelompok yang saya yakin nanti akan disusupi kecurangan juga dan tidak akan menghasilkan apa-apa seperti semua Panja dan Pansus yang sudah dibuat.

Saya bosan mendengar semua omong kosong ini. Orang yang dirugikan menyalahkan penguasa atas lemahnya kontrol. Penguasa menyalahkan pelaku pasar yang tidak jujur. Pelaku pasar membela diri dengan mengatakan bahwa bisnis mereka sudah sesuai dengan regulasi. Satu hal yang jelas, orang banyak dirugikan sampai pada taraf bencana nasional. Tidak ada satu pihak pun yang mengakui bahwa ada ketidakjujuran secara kolektif yang terjadi di sini.

Gagalkah pendidikan moral? Tidak bisa disimpulkan dari sini. Yang jelas, orang gagal mendengarkan dirinya sendiri. Orang gagal mengikuti benak yang berteriak bahwa mengambil milik orang lain dengan tidak sah, walau sedikit, itu adalah salah. Singkat kata, suara hati kita tertutup ketamakan, menjadi lirih di telinga yang tertuli nafsu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun