Persaingan kekuatan dunia terus meningkat setiap waktunya. Persaingan tidak hanya terjadi diantara negara dan negara, tetapi juga terjadi dalam bentuk aliansi ataupun kerjasama. Hal ini muncul sebab dominasi kuasa yang dimiliki hegemoni barat selama beberapa dekade terakhir telah banyak menimbulkan ketidakadilan.Â
Berbagai negara mencoba berbagai upaya untuk dapat menghentikan dominasi tersebut. Salah satu respon terbesar dari upaya untuk menghentikan hegemoni barat adalah dengan munculnya BRICS, sebuah aliansi ekonomi internasional yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa. Perkembangan kelompok ini menjadi sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat dari berbagai pandangan yang mengatakan bahwa kelompok ini segera akan mampu menjadi pesaing berat bagi kelompok G7.Â
Kelompok G7 sendiri merupakan sebuah organisasi internasional yang berisikan tujuh negara yang dianggap memiliki ekonomi terbesar di dunia dalam kategori ekonomi maju. Negara-negara ini terdiri dari Kanada, Prancis, Italia, Jerman, Inggris, Amerika Serikat, Jepang, dan juga perwakilan dari Uni Eropa. Persaingan dua aliansi ekonomi ini sangat penting untuk diamati sebab akan berpengaruh besar dalam jalannya perekenomian internasional. Maka dari itu penulis mencoba untuk melihat bagaimana kedua kelompok ini berkembang dan apa yang akan terjadi kedepannya.
BRICS yang pada awalnya bernama BRIC telah "tercipta" sejak tahun 2001 yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, dan China. Terciptanya aliansi ini tidak dapat dilepaskan dari peran seorang ekonom dari Goldman Sachs yang bernama Jim O'Neil. Aliansi ini dibentuk atas kepercayaan dari Goldman Sachs bahwa keempat negara anggota BRIC akan mendominasi ekonomi global pada tahun 2050. Hal ini muncul sebab sejak awal O'Neil telah memprediksikan dalam tesisnya yang berjudul "Building Better Economic BRICs" bahwa pertumbuhan ekonomi negara BRIC akan tumbuh lebih cepat dibandingkan negara-negara didalam kelompok G7. Prediksi ini juga kemudian didukung oleh laporan yang dibuat oleh Roopa Purushothaman dan Dominic Wilson yang juga merupakan bagian dari Goldman Sachs yang berjudul "Dreaming with BRICs: The Path to 2050". Dalam laporan ini mereka mengatakan bahwa BRIC akan menjadi kekuatan yang lebih dominan daripada G7 yang kemudian akan merubah bentuk ekonomi dunia pada tahun 2050. Dengan ini kita dapat melihat bahwa sejak awal BRICS memang diprediksi dan diarahkan untuk dapat menjadi pesaing dari G7. Hingga akhirnya pada tahun 2006, pertemuan tingkat menteri BRIC pertama terjadi. Pertemuan ini yang kemudian menjadi awal terbentuknya BRIC secara resmi. Keanggotaan organisasi ini kemudian meluas pada tahun 2010 setelah bergabungnya Afrika Selatan kedalam organiasai ini.
G7 (Group of 7) sendiri merupakan sebuah kelompok atas negara-negara dengan ekonomi maju terbesar yang berlandaskan pada demokrasi liberal. Kelompok ini terdiri atas Kanada, Prancis, Italia, Jerman, Inggris, Amerika Serikat, Jepang, dan juga perwakilan dari Uni Eropa.Â
Kelompok ini awalnya dibentuk sebagai respon atas embargo minyak yang dilakukan oleh OPEC pada tahun 1973 yang bertujuan menjadi forum bagi negara-negara terkaya untuk membahas krisis yang sedang terjadi yang dianggap dapat mempengaruhi perekonomian dunia. Kelompok ini diharapkan mampu menciptakan solusi atas berbagai permasalahan ekonomi global. Setiap tahunnya kelompok ini mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang ditandai dengan bergantinya keketuaan kelompok secara bergilir. Selama empat dekade kelompok ini telah mampu membentuk dan menguasai perekonomian dunia.
Sekarang mari kita bandingkan kedua kelompok ini dalam perbandingan secara langsung. Secara historis, G7 memang tercipta jauh lebih dahulu daripada BRICS, tetapi hal ini tidak mempengaruhi pertumbuhan negara-negara BRICS yang melaju sangat pesat. Negara-negara anggota BRICS memiliki jumlah populasi yang mencakup 41 persen populasi dunia, dimana populasi G7 hanya mencakup 17 persen dari populasi dunia.Â
Luas wilayah negara-negara anggota BRICS juga mencakup sepertiga luas wilayah daratan dunia. Hal ini yang kemudian membuat BRICS memiliki keunggulan komparatif pada biaya tenaga kerja yang relatif lebih rendah, demografi yang lebih menguntunkan, serta kepemilikan atas sumber daya alam yang lebih melimpah.Â
Dari segi ekonomi sendiri jika dilihat dari PDB gabungan masing-masing negara, kedua kelompok memiliki keungggulannya masing-masing. Pada tahun 2023 ini, PDB gabungan dari negara-negara G7 secara nominal diprediksi berada pada angka 41% dari perekoniman global, jauh mengungguli BRICS yang hanya berada pada angka 27% dari perekoniman global. Secara angka G7 memang jauh lebih unggul daripada BRICS, namun jika dilihat dari trend setiap waktunya, angka PDB gabungan dari negara-negara G7 secara nominal terus mengalami penurunan sejak tahun 2009.Â
Pada tahun tersebut, PDB gabungan dari negara-negara G7 secara nominal berada pada angka 52% dari perekonomian dunia, angka ini kemudian turun pada tahun 2017 yang hanya berada pada angka 46% dari perekonomian dunia, dan diprediksi berada pada angka 41% pada tahun ini. Hal berbeda justru dialami oleh negara-negara anggota BRICS, PDB gabungan dari negara-negara BRICS memang terhitung rendah pada tahun 2009 yang hanya berada pada angka 16% dari perekonomian dunia, namun angka ini naik menjadi 23% pada tahun 2017 dan diprediksi akan berada pada angka 27% pada tahun 2023. Jika dilihat dari paritas daya beli atau purchasing power parity, PDB negara BRICS jauh lebih unggul dengan mewakili 36% dari perekonomian dunia, dimana G7 hanya berada pada angka 27% dari perekonomian dunia.Â
Trend yang sama juga terjadi seperti sebelumnya dimana angka yang dimilki BRICS terus meningkat setiap waktunya dimulai dari 26% pada tahun 2009, kemudian meningkat menjadi 32% pada tahun 2017, dan diprediksi meningkat kembali ke angka 36% pada tahun 2023. Hal berbeda kembali dialami oleh G7 dimana angka dari paritas daya belinya terus mengalami penurunan yang pada awalnya sebesar 35% pada tahun 2009, kemudian turun ke angka 30% pada tahun 2017, dan diprediksi berada pada angka 27% pada tahun 2023.